Reporter: Agus Triyono | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Pemerintah mulai tahun ini akan mengembangkan program pertanian ikan padi atau minapadi. Rizal Ramli, Menteri Koordinator Kemaritiman mengatakan, rencananya sistem pertanian tersebut akan dilaksanakan di 200 hektare lahan pertanian yang dialiri irigasi teknis.
Tapi untuk tahap awal, rencananya program akan dilaksanakan di lahan seluas 100 hektare dulu. Rencananya, program tersebut akan dijalankan dengan menggunakan dana utang dari Asia Development Bank (ADB).
Untuk tahap pertama, ADB akan menggelontorkan US$ 300 juta dari total kebutuhan sebesar Rp 7 triliun. "Target yang 100 itu Maret 2017 sudah panen, sementara itu 200.000 hektare akan dikejar Oktober 2017," katanya di Jakarta Rabu (20/7).
Rizal yakin, pelaksanaan program ini nantinya akan meningkatkan taraf hidup petani. Keyakinan ini didasarkannya pada potensi keuntungan yang bisa didapat petani dari program ini.
Berdasarkan hasil perhitungan pemerintah, jika padi dikombinasikan dengan udang galah saja misalnya, tingkat keuntungan bisa naik delapan kali lipat dari Rp 8,9 juta per hektare menjadi Rp 63,5 juta. Bila tanaman padi dikombinasikan dengan ikan gurame, keuntungan petani bisa ditingkatkan dari Rp 8,9 juta per hektare menjadi Rp 32 juta.
Perhitungan ini dibuat berdasarkan hasil produksi padi per hektare yang mencapai 6 ton dan ikan yang mencapai 2 ton per hektare. "Keuntungan itu didapat setiap empat bulan," katanya.
Rizal mengatakan, untuk memetakan 200 hektare lahan yang akan digunakan untuk melaksanakan program tersebut pihaknya telah meminta Kementerian PUPR melakukan identifikasi lahan yang mendapat aliran irigasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News