Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini, digitalisasi ekonomi digital di sektor informal menjadi sangat penting. Pemanfaatan ekonomi digital menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam proses bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira melihat bahwa, meski perekonomian Indonesia di tahun ini akan menghadapi berbagai tantangan, namun potensi UMKM untuk berkembang masih sangat besar.
"Kita melihat UMKM tetap tumbuh subur sepanjang 2023, jadi makin banyak sektor informal berkembang," ujar Bhima dalam acara Konferensi Pers bersama GudangAda di Jakarta, Kamis (19/1).
Bhima bilang, kehadiran digitalisasi juga akan membuat UMKM naik kelas dan bisa mempertahankan eksistensinya. Hanya saja yang menjadi permasalahan saat ini, banyak UMKM yang masih belum melek digital, misalnya saja dalam hal pembayaran.
Baca Juga: Pengusaha Tempe Berharap Harga Kedelai Kembali ke Rp 8.000 per Kg
Pasalnya, dirinya melihat masih banyak UMKM yang masih menggunakan pembayaran melalui cash atau uang tunai. Padahal saat ini, perilaku konsumen juga menjadi salah satu faktor yang menuntut UMKM agar bisa masuk ke ekosistem digital.
Dalam paparannya, memang lebih dari 60% UMKM telah menerapkan digitalisasi dalam pencarian supplier dan penjangkauan pelanggan. Namun, baru ada sekitar 20% UMKM yang telah menerapkan digitalisasi proses bisnis serta penggunaan alat dan analisis digital.
Tetapi lebih dari 30% UMKM sedang mempersiapkan penerapan digitalisasi proses bisnis maupun penggunaan alat dan analisis digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News