kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Merayakan Sumpah Pemuda dengan Kisah 3 Pemuda Indonesia yang Berhasil Mendunia


Kamis, 28 Oktober 2021 / 08:00 WIB
Merayakan Sumpah Pemuda dengan Kisah 3 Pemuda Indonesia yang Berhasil Mendunia
ILUSTRASI.


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Momen #SumpahPemuda dimaknai sebagai tekad dan semangat bagi pemuda dan pemudi Indonesia dalam memerdekakan bangsa Indonesia. Semangat tersebut ternyata masih terus tertanam pada pemuda pemudi Indonesia saat ini dalam membawa nama Indonesia ke mancanegara.

Seperti yang dilakukan oleh tiga pemuda mudi inspiratif bernama Monica Amadea (25), Kevin Naftali (28), dan Pocut Yasmine (25) yang memilih untuk mendirikan usaha di usia muda, dan kini sudah berhasil mendunia. Yuk simak kisah inspiratif ketiganya menjadi entrepreneur muda yang berhasil mengharumkan nama bangsa.

Pertama, ada produk Monomolly yang didirikan oleh Monica Amadea saat ia berusia 20 tahun. Bisnis produk fesyen perempuan ini dimulai karena ia harus membiayai kuliahnya sendiri. Kegigihannya mendorongnya untuk membuat produk bajunya sendiri dan menjualnya di platform e-commerce Shopee pada tahun 2017 karena dibanjiri permintaan oleh para konsumen. Ia memiliki misi untuk menghadirkan pilihan pakaian perempuan yang inklusif bagi semua ukuran tubuh perempuan.

“Masuk ke dalam platform digital untuk mengembangkan bisnis menjadi salah satu pilihan terbaik buat kemajuan bisnis saya,” jelas Monica.

Ia menambahkan salah satu alasan masuk ke pasar digital karena target pasarnya kebanyakan sudah melek teknologi dan terbiasa berbelanja di e-commerce. Siapa sangka kini produknya sudah berhasil ekspor ke Singapura, Malaysia dan Thailand.

“Ini semua dibantu oleh Shopee. Prosesnya mudah, sama seperti kita jual barang ke pengguna di dalam negeri. Seneng banget sih bisa go internasional,” tambahnya.

Selain Monica, ada juga Kevin Naftali, dengan produk fesyen pria bernama Kevasco. Awalnya, di tahun 2011, pria berusia 28 tahun ini  menjual produk knitwear - yang cukup berbeda dengan produk-produk fesyen laki-laki yang di jual di pasaran kala itu.

Setelah menurunkan idealismenya dan mulai membaca pasar, di tahun 2017-2018 Kevin mulai fokus untuk menambahkan produk life wear dan hingga kini berkembang pesat.

Industri fashion secara luas awalnya terkena dampak saat pandemi, tapi omzet Kevas khususnya di platform e-commerce Shopee berhasil naik dua kali lipat di tahun 2020 jika dibandingkan dengan tahun 2019 berkat penjualan di e-commerce.

Saat ditanya bagaimana kisahnya bisa mengekspor produk, Kevin menjawab bahwa hal ini merupakan sebuah pencapaian buatnya.

“Kita dulu pernah ekspor, tapi itu hand carry, titip sama temen kita yang memang kuliah di luar negeri. Tapi sayang jumlahnya hanya bisa sedikit saja, dan itu pun saat teman kita lagi pulang ke Indonesia saja.” kata Kevin.

Sejak adanya Program Ekspor Shopee, Kevin bisa dengan mudah mengekspor produknya ke Singapura dan Thailand dan meraih omzet hingga 25% hanya dari ekspor. Keikutsertaan Kevasco di Program Ekspor Shopee ke Singapura dan Thailand sejak tahun 2019 pun telah mencatatkan perkembangan yang sangat baik.

“Hingga kini, sebesar 20% sampai 25% omzet penjualan dari Shopee berasal dari ekspor,” jelasnya.

Kevin mengakui ada banyak hal yang ia dapatkan dari bergabung di program ekspor ini. Oleh sebab itu, Kevin ingin terus menjadikan ekspor sebagai fokus untuk terus melakukan ekspansi market.

Tak hanya bisnis fashion, ada juga entrepreneur muda yakni Pocut Yasmine yang memulai bisnisnya dengan menjual berbagai macam stiker, pin, dan printables lainnya. Di tahun 2018, Yasmine membuka toko di ecommerce Shopee dan mulai mengekspansi produknya.

Saat ini Yasmine sudah mendedikasikan 100% waktunya untuk mengembangkan brand miliknya yakni Tameeca. Ia memiliki misi untuk terus melakukan merambah ke pasar global. Salah satunya yang utama dalam waktu dekat adalah mengembangkan pangsa pasar ekspor Tameeca di Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Sebelumnya, Yasmine pernah melakukan ekspor secara mandiri setelah menerima pesanan di Instagram. Ia mengaku tak sedikit calon pembeli yang tidak jadi membeli karena ada ongkos kirim yang cukup mahal. Menurutnya, keikutsertaan Tameeca dalam Program Ekspor Shopee ini sangat membantu - terlebih terkait logistik.

“Kedepannya saya ingin merambah ke destinasi-destinasi lainnya, dan bisa punya anggota tim yang lebih besar dan terdedikasi supaya bisa menghasilkan pesanan yang stabil,” jelasnya

Berkat kemudahan yang ditawarkan oleh Program Ekspor Shopee, Monica, Kevin dan Yasmine tidak hanya mengembangkan bisnisnya secara lokal saja, namun bisa melangkah ke panggung global meskipun di usia yang cenderung muda. Mereka dapat menjadi inspirasi bagi anak muda lainnya dengan semangat juang mereka.

Kalau mereka bisa meneruskan langkah para penyanyi, atlet, dan aktor yang bisa membanggakan nama Indonesia di kancah dunia dengan bisnisnya, tentu kamu juga bisa melakukannya. Semangat #SumpahPemuda!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×