kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Menteri PU Bentuk Kelompok Kerja Kaji Jembatan Selat Sunda


Kamis, 15 April 2010 / 15:00 WIB


Reporter: Hans Henricus | Editor: Tri Adi

JAKARTA. Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) terus bergulir. Pemerintah optimistis dalam waktu empat tahun ke depan pengerjaan jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatra itu bisa dimulai.

Karena itu, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto membentuk sebuah kelompok kerja untuk mengkaji lebih dalam pembangunan jembatan Selat Sunda.

"Dilihat dari segi pendanaan, dari segi ekonominya, lingkungannya, semua harus kita detailkan," ujar Djoko usai pembukaan
Asia Pasific Infrastructure Conference, Kamis (15/4). Namun demikian, Djoko enggan memastikan apakah proses kajian mendalam
itu bisa segera selesai dalam tahun ini.

Cuma, Djoko menargetkan paling tidak selama masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah bisa dilakukan ground breaking alias peletakan batu pertama. Selain itu, kata Djoko, pemerintah juga mengutamakan bahan baku
pembuatan jembatan itu lebih banyak dari dalam negeri, termasuk para insinyur juga datang dari Indonesia.

Selain itu, Djoko menambahkan, pemerintah juga membuka kesempatan kepada pihak swasta baik lokal maupun asing untuk terlibat aktif dalam pembangunan jembatan selat sunda, baik itu dari sisi pendanaan maupun konstruksi.

Direktur utama PT Bangungraha Sejahtera Mulia (BSM), Agung Prabowo mengatakan hingga saat ada sejumlah investor dari Timur Tengah, Korea, Jepang, Perancis, dan China yang berminat terlibat dalam proyek jembatan Selat Sunda.

Cuma, kata Agung hanya investor asal China yang nampaknya serius ingin terlibat. Karena itu, kini BSM menggelar komunikasi intensif
dengan lembaga keuangan China yaitu China Development Bank; dan China Harbour Engineering, perusahaan konstruksi asal China yang sudan memiliki reputasi internasional. "Mereka tertarik dan menyatakan minatnya," kata Agung.

Sekadar informasi saja PT BSM bersama pemerintah provinsi Lampung dan Banten menyerahkan hasil pra feasibility studies kepada pemerintah pada 13 Agustus 2009 lalu. Hasil studi itu menyebutkan butuh sekitar Rp 100 triliun untuk membiayai pembangunan jembatan Selat Sunda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×