kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Menteri PU Bentuk Kelompok Kerja Kaji Jembatan Selat Sunda


Kamis, 15 April 2010 / 15:00 WIB


Reporter: Hans Henricus | Editor: Tri Adi

JAKARTA. Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) terus bergulir. Pemerintah optimistis dalam waktu empat tahun ke depan pengerjaan jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatra itu bisa dimulai.

Karena itu, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto membentuk sebuah kelompok kerja untuk mengkaji lebih dalam pembangunan jembatan Selat Sunda.

"Dilihat dari segi pendanaan, dari segi ekonominya, lingkungannya, semua harus kita detailkan," ujar Djoko usai pembukaan
Asia Pasific Infrastructure Conference, Kamis (15/4). Namun demikian, Djoko enggan memastikan apakah proses kajian mendalam
itu bisa segera selesai dalam tahun ini.

Cuma, Djoko menargetkan paling tidak selama masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah bisa dilakukan ground breaking alias peletakan batu pertama. Selain itu, kata Djoko, pemerintah juga mengutamakan bahan baku
pembuatan jembatan itu lebih banyak dari dalam negeri, termasuk para insinyur juga datang dari Indonesia.

Selain itu, Djoko menambahkan, pemerintah juga membuka kesempatan kepada pihak swasta baik lokal maupun asing untuk terlibat aktif dalam pembangunan jembatan selat sunda, baik itu dari sisi pendanaan maupun konstruksi.

Direktur utama PT Bangungraha Sejahtera Mulia (BSM), Agung Prabowo mengatakan hingga saat ada sejumlah investor dari Timur Tengah, Korea, Jepang, Perancis, dan China yang berminat terlibat dalam proyek jembatan Selat Sunda.

Cuma, kata Agung hanya investor asal China yang nampaknya serius ingin terlibat. Karena itu, kini BSM menggelar komunikasi intensif
dengan lembaga keuangan China yaitu China Development Bank; dan China Harbour Engineering, perusahaan konstruksi asal China yang sudan memiliki reputasi internasional. "Mereka tertarik dan menyatakan minatnya," kata Agung.

Sekadar informasi saja PT BSM bersama pemerintah provinsi Lampung dan Banten menyerahkan hasil pra feasibility studies kepada pemerintah pada 13 Agustus 2009 lalu. Hasil studi itu menyebutkan butuh sekitar Rp 100 triliun untuk membiayai pembangunan jembatan Selat Sunda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×