kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.860   -50,00   -0,30%
  • IDX 6.538   92,30   1,43%
  • KOMPAS100 939   12,04   1,30%
  • LQ45 730   8,52   1,18%
  • ISSI 209   2,52   1,22%
  • IDX30 378   3,03   0,81%
  • IDXHIDIV20 458   4,62   1,02%
  • IDX80 106   1,33   1,26%
  • IDXV30 113   1,41   1,27%
  • IDXQ30 124   0,78   0,63%

Mentan Klaim Malaysia Minta Impor Beras Beras dan Teknologi Pertanian dari Indonesia


Selasa, 22 April 2025 / 18:21 WIB
Mentan Klaim Malaysia Minta Impor Beras Beras dan Teknologi Pertanian dari Indonesia
ILUSTRASI. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bersama Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan, Datuk Seri Mohammad Bin Sabu di Kantor Kementan, Selasa (22/4)


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Malaysia mengajukan permohonan kerja sama ketahanan pangan kepada Indonesia, khususnya terkait pasokan beras dan transfer teknologi pertanian.

Permohonan ini disampaikan langsung oleh Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia, Datuk Seri Mohammad Bin Sabu kepada Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, Selasa (22/4).

Merespons hal tersebut, Menteri Amran menegaskan bahwa Indonesia saat ini tetap mengutamakan ketahanan pangan nasional.

Baca Juga: Ekspor Pertanian, Pertambangan hingga Industri Pengolahan Kompak Naik pada Maret 2025

Pemerintah belum membuka peluang ekspor beras sebelum memastikan ketersediaan stok dalam negeri berada pada level aman.

“Untuk sementara, kita harus menjaga ketersediaan dan keamanan stok dalam negeri terlebih dahulu. Ketahanan pangan nasional adalah prioritas utama. Setelah itu tercapai, baru kita dapat mempertimbangkan dukungan lebih lanjut kepada negara sahabat,” ujar Amran di Kantor Pusat Kementerian Pertanian.

Meski demikian, Indonesia menyambut baik rencana kerja sama transfer teknologi pertanian.

Amran menyebut kerja sama tersebut bisa mencakup pelatihan, riset bersama, dan demonstrasi penerapan teknologi di lapangan.

Ia menambahkan bahwa keberhasilan Indonesia dalam meningkatkan produksi padi tak lepas dari adopsi teknologi digital, mekanisasi, penggunaan varietas unggul, serta dukungan kebijakan strategis dari Presiden Prabowo Subianto.

“Kami terbuka berbagi pengalaman dan teknologi dengan negara sahabat seperti Malaysia. Semakin banyak negara kuat di sektor pangan, semakin tangguh kawasan ini menghadapi krisis global,” lanjut Amran.

Baca Juga: Siapa Pengamat Pertanian yang Disebut Mentan Terlibat Proyek Fiktif di Kementan?

Datuk Seri Mohammad Bin Sabu menyampaikan apresiasi atas sambutan pemerintah Indonesia. Ia mengakui produksi beras Malaysia masih tertinggal, dengan indeks pertanaman yang rendah dan ketergantungan tinggi terhadap impor.

“Indonesia dan Malaysia adalah jiran dekat, seperti abang dan adik. Kami melihat banyak keunggulan di Indonesia yang ingin kami pelajari,” ujarnya.

Ia menyoroti kemajuan Indonesia dalam teknologi pertanian yang mampu mendorong hasil panen hingga 12–13 ton per hektare, dengan rata-rata nasional 7 ton per hektare.

Malaysia pun tertarik mengadopsi pendekatan serupa untuk pengelolaan komoditas padi, jagung, dan ikan.

Malaysia melalui lembaga riset pertaniannya, MARDI, juga menyatakan kesiapan memperkuat kerja sama dengan Kementerian Pertanian RI dalam riset, inovasi, dan pengembangan SDM.

“Di ASEAN, kita perlu memperkuat solidaritas karena ke depan tantangan bisa datang dari ketidakpastian tarif global dan tekanan pangan dunia,” pungkas Datuk Sabu.

Selanjutnya: BGN Masih Lakukan Pemeriksaan Dugaan Keracunan Makan Bergizi Gratis di Cianjur

Menarik Dibaca: Hanya Kota Jogja Bebas Guyuran Hujan, Pantau Cuaca Besok di DIY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×