Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi membantah keterlibatan Ibu Negara, Kristiani Herawati alias Ani Yudhoyono, dalam kabinet pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Pernyataan Sudi ini membantah pemberitaan media Australia, The Australians, yang membeberkan alasan intelijen Australia menyadap Ani lantaran keberadaan Ibu Negara bisa menggeserkan semua posisi penasihat Presiden dalam mengatur kabinet.
"Itu tidak benar, bu Ani tak pernah mencampuri urusan kabinet," ujar Sudi saat ditemui di Bandara Halim Perdana Kusuma, Minggu (15/12/2013).
Sudi menuturkan, setiap kali Presiden berbicara tentang kabinet, Ani Yudhoyono tak pernah ikut serta. Dia pun membantah pemberitaan media itu yang menuturkan Ani Yudhoyono tengah mempersiapkan dinasti keluarganya, dengan mempersiapkan anak sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon Presiden.
"Tak benar, sama sekali tak benar. Itu Agus dipersiapkan untuk long time oleh dirinya sendiri. Orang tuanya hanya mendidik," imbuhnya.
Alasan Australia menyadap
Media Australia, The Australian, membeberkan alasan intelijen di negeri Kanguru itu menyadap telepon Ani Yudhoyono pada 2009 silam, ketika SBY hendak memasuki periode kedua masa kepresidenannya. Rencana penyadapan terhadap Ani Yudhoyono itu sudah disiapkan dua tahun sebelumnya, yakni pada 2007.
The Australian mendapat bocoran dari Wikileaks, pada 17 Oktober 2007, sebuah kawat diplomatik dikirim dari Kedutaan Australia di Jakarta kepada diplomat Amerika Serikat di Canberra dan CIA. Wikileaks mendapat salinan kawat diplomatik yang berjudul "A Cabinet of One -- Indonesia's First Lady Expands Her Influence". Di dalamnya, berisi peranan Ani Yudhoyono yang sudah tiga tahun menjadi first lady.
Dalam pemberitaan itu, disebutkan pula bahwa penyadapan yang dilakukan Defence Signal Directorate (DSD) kepada Ani Yudhoyono karena Ibu Negara dianggap sebagai orang yang paling berpengaruh terhadap SBY dan dianggap tengah menyiapkan kursi kekuasaan untuk putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono.
Ani Yudhoyono juga disebut sebagai broker kekuasaan yang baru di Indonesia. Posisi Bu Ani sebagai istri SBY membuatnya memiliki posisi penting dalam pengambilan keputusan di pemerintah Indonesia.
Kawat diplomatik yang dikirimkan dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta menuturkan bahwa Ani berhasil menjadi penasihan Presiden yang tak terbantahkan. Posisi Ani bahkan telah membuat penasihat penting lainnya tergusur.
"Ibu Negara diduga telah memanfaatkan aksesnya ke presiden untuk membantu teman-temannya dan menyingkirkan musuhnya, termasuk Wapres Kalla." tulis media itu. (Sabrina Asril)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News