Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Rizki Caturini
BRUSSEL. Pemerintah mendorong percepatan proses perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA). Dalam Pertemuan Komite Bersama (Joint Committee) Indonesia-Uni Eropa (UE) di Brussel, Belgia, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menekankan, pentingnya percepatan proses perundingan Indonesia-UE untuk bisa membuka kesempatan yang lebih luas bagi peningkatan perdagangan dan investasi juga kerja sama pembangunan kapasitas masyarakat Indonesia-UE.
Sejak disepakatinya scoping paper IEU CEPA pada April 2016, perundingan pertama IEU-CEPA telah menyepakati arsitektur perundingan seperti format Working Group dan Sub-Working Group dalam putaran perundingan CEPA. “Indonesia sambut baik putaran kedua negosiasi yang akan bahas substansi IEU-CEPA pada awal 2017 di Indonesia," ujar Retno dalam keterangan resmi kepada KONTAN, Selasa (29/11).
Selain isu-isu bilateral, pertemuan tersebut juga membahas berbagai isu kawasan dan global seperti situasi di Timur Tengah, migrasi, terorisme dan radikalisme, situasi di Rakhine State, ASEAN dan situasi Eropa. Kedua menteri sepakat bahwa berbagai tantangan regional dan global yang dihadapi membutuhkan kerja sama yang lebih erat dan penanganan yang inovatif.
Sebagai info, Uni Eropa merupakan investor terbesar ke-4 Indonesia di tahun 2015 dengan nilai US$ 2,26 miliar dengan jumlah total 1.437 proyek yang dijalankan. Tidak hanya itu, UE juga merupakan mitra dagang terbesar ke-4 Indonesia dengan nilai perdagangan mencapai US$ 26,14 miliar. Pada tahun 2015 produk Indonesia yang diekspor ke UE meliputi kelapa sawit, karet, aksesoris pakaian, sepatu, alat telekomunikasi, alat mesin dan listrik, dan tekstil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News