Reporter: Amal Ihsan Hadian | Editor: Amal Ihsan
JAKARTA. Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto mengapresiasi Kepala Staf TNI Angkatan Darat Pramono Edhie Wibowo dan tim investigasi TNI AD terkait penanganan kasus penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Cebongan, Sleman, DI Yogyakarta. Menurut Djoko, pihak TNI AD telah bergerak cepat mengusut kasus itu sesuai instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"(Tapi) ini baru babak awal. Harus terus dilakukan penyidikan yang lebih tajam sebelum diajukan ke Mahkamah Militer," kata Djoko di Jakarta, Kamis ( 4/4/2013 ). Dia mengatakan, semua pihak pasti ingin penanganan perkara tersebut cepat selesai.
Untuk itu, Djoko meminta kepada siapapun yang mengetahui informasi terkait penyerangan Lapas Cebongan menyampaikan kepada tim penyelidik TNI maupun Polri. "Harus ada kemauan dari siapapun yang memiliki informasi untuk menyampaikan kepada penyidik TNI maupun Polri. Kita bantu mereka," pungkas Djoko.
Seperti diberitakan, pihak TNI AD mengakui bahwa para pelaku penyerangan Lapas Cebongan adalah oknum Grup II Komando Pasukan Khusus Kartasura, Jawa Tengah. Penyerbuan melibatkan 11 anggota Kopassus, dengan satu orang eksekutor. Mereka membawa 6 pucuk senjata api, yaitu 3 senjata AK-47, 2 pucuk AK-47 replika, dan 1 pucuk pistol SIG Sauer replika. Senpi AK-47 dibawa dari markas pelatihan di Gunung Lawu.
Penyerangan itu disebut berlatarbelakang jiwa korsa yang kuat terkait pembunuhan Serka Santoso di Hugo's Cafe. Empat tersangka pembunuhan Santoso yang kemudian ditembak mati, yakni Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, dan Yohanes Juan Manbait.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News