kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.331.000   32.000   1,39%
  • USD/IDR 16.611   26,00   0,16%
  • IDX 8.227   -30,66   -0,37%
  • KOMPAS100 1.122   -5,50   -0,49%
  • LQ45 788   -5,60   -0,71%
  • ISSI 295   -0,19   -0,06%
  • IDX30 412   -3,20   -0,77%
  • IDXHIDIV20 463   -4,41   -0,94%
  • IDX80 124   -0,46   -0,37%
  • IDXV30 132   -1,19   -0,89%
  • IDXQ30 129   -0,73   -0,56%

Menkeu yakin Samurai Bond tanpa jaminan tetap laku


Selasa, 20 Januari 2015 / 17:44 WIB
Menkeu yakin Samurai Bond tanpa jaminan tetap laku
ILUSTRASI. Yuk Initp 7 Cara Mengatasi Aplikasi Tidak Bisa Dibuka di HP Android


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Pemerintah rencananya akan menerbitkan Samurai Bond untuk menyedot mata uang yen pada triwulan II 2015. Nantinya sebanyak 50% Samurai Bond diterbitkan tanpa garansi Japan Bank for for International Cooperation (JBIC).

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro yakin walau tanpa garansi JBIC Samurai Bond akan tetap laku dibeli investor. Selama ini pemerintah memerlukan garansi dari JBIC ketika masuk pertama kali ke Jepang adalah karena utang Indonesia belum dikenal.

Karena pemerintah sudah beberapa kali menerbitkan Samurai Bond, maka utang Indonesia sudah dikenal pasar. "Kami optimis dengan tinggal mencari waktu yang bagus," papar Bambang, Selasa (20/1).

Gubernur JBIC Hiroshi Watanabe berpendapat, ada tiga manfaat yang bisa dinikmati investor melalui garansi JBIC yaitu penerbitannya mendapat volume penjualan yang besar, jangka waktu pembayaran yang lama dan bunga yang diturunkan. Garansi diberikan oleh JBIC karena investor Jepang masih ragu karena kurang memahami kondisi negara Indonesia.

Namun sekarang ini investor Jepang sudah kenal dengan Indonesia. Maka dari itu, JBIC menyambut baik langkah pemerintah untuk bisa berdiri sendiri dalam menjual surat utangnya. "Pasar di Jepang sudah mempunyai kepercayaan terhadap pemerintah Indonesia. Sudah saatnya Indonesia bisa menerbitkan obligasinya sendiri," pungkas Hiroshi.

Adapun secara keseluruhan, pembiayaan utang melalui Surat Berharga Negara (SBN) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015 naik Rp 31,3 triliun menjadi Rp 308,3 triliun. Kenaikan ini dikarenakan naiknya Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 67,7 triliun menjadi Rp 75 triliun. 

Pemerintah sendiri berencana untuk menambah porsi penerbitan SBN dalam bentuk valuta asing (valas) ke arah 25% dari sebelumnya sebesar 20%. Penerbitan SBN dalam bentuk rupiah akan dikurangi untuk mengurangi gejolak penarikan utang tiba-tiba ketika ekonomi Amerika menguat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×