kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Menkeu Sri Mulyani: Ekonomi 2021 penuh ketidakpastikan, ini faktor-faktornya


Selasa, 28 Juli 2020 / 23:52 WIB
Menkeu Sri Mulyani: Ekonomi 2021 penuh ketidakpastikan, ini faktor-faktornya
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani berjalan memasuki ruangan untuk mengikuti rapat kerja tertutup dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/7/2020). Rapat itu membahas surat menteri keuangan terkait perkembangan skema burden sharing


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Efek pandemic Covid-19 masih akan terasa di 2021. Ini pula yang menjadi alasan pemerintah dalam menyusun Rancangan Undang-Undang (RUU) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 dan Nota Keuangan 2021.

Dalam jumpa pers, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, RUU APBN 2021 masih mencerminkan ketidakpastian ekonomi yang masih akan tinggi di tahun 2021. Ketidakpastikan itu, antara lain:

Pertama, kecepatan dan kemungkinan (keberhasilkan) dalam menangangi Covid-19 di seluruh dunia. “Kita semua masih harus melihat apakah  kita semua benar-benar bisa mengendalikan virus, menjadi mendatar atau menurun," ujar Menkeu, usai Ratas dengan Presiden Jokowi, Selasa (28/7).

Munculnya vaksin Covid-19 ini serta efektivitasnya akan menentukan langkah dan pola pemulihan tahun 2021.

Kedua,  pemulihan ekonomi global atau global economic recovery. “Recovery atau pemulihan ekonomi global ini juga masih sangat tidak pasti akibat covid," lanjut Menkeu.

Kata Menkeu, beberapa lembaga internasional memprediksi, pemulihan ekonomi akan cukup cepat tahun depan. Ini tampak dengan banyak lembaga-lembaga internasional terus merevisi ekonomi tahun ini dan tahun depan, menyusul realisasi ekonomi tahun 2020 yang diprediksi menurun tajam.

Alhasil, dengan proyeksi seperti itu, kata Sri Mulyani, pemulihan ekonomi dunia masih penuh ketidakpastian. "Bisa strong rebound, bisa sifatnya moderate," ujar dia.

Ketiga,  ketidakpastian  ekonomi juga akan sangat tergantung ekonomi kita sendiri. Kata Menkeu, pemulihan ekonomi sangat tergantung dalam penanganan covid terutama pada semester II-2020.

Penanganan pandemic yang  efektif, dan berjalan seiring dengan pembukaan aktivitas ekonomi, kata Sri Mulyani akan membuat ekonomi bisa recover pada kuartal III-2020.

Proyeksi  Menkeu, ekonomi kuartal III akan tumbuh positif yakni 0,4% dan pada kuartal IV  akan tumbuh 3%. “Jika ini terealisasi, pertumbuhan ekonomi kita secara seluruh tahun (2020) akan bisa tetap di zona positif," ujar Menkeu.

Menurut Menkeu, pemerintah saat ini terus mendorong semua menteri dan pemda agar berada di skenario pemulihan ekonomi bisa positif di kuartal 3 yakni di kisaran  0%-0,4% dan kuartal IV lebih tinggi antara 2%-3%.

Dengan begitu, “Ekonomi kita bisa tumbuh positif di atas nol persen tahun 2020 ini,” ujar Menkeu optimisis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×