kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Menkeu: Skema blended finance biayai pembangunan puluhan proyek infrastruktur


Kamis, 31 Januari 2019 / 20:44 WIB
Menkeu: Skema blended finance biayai pembangunan puluhan proyek infrastruktur


Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani berbangga atas sejumlah skema pembiayaan inovatif yang berhasil digarap pemerintah untuk pembangunan infrastruktur sepanjang tahun lalu. Di antaranya instrumen kerjasama antara pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), penerbitan sukuk hijau, hingga platform integrasi pendanaan dari sektor publik, swasta, dan filantropi yaitu SDG One Indonesia yang diluncurkan Oktober 2018 lalu.

"Puluhan proyek infrastruktur telah didanai melalui platform ini di mana bukan hanya sektor publik atau swasta yang terlibat, tapi juga filantropis yang ingin memberi dampak lebih besar lewat dananya," ujar Sri Mulyani, Kamis (31/1).

Melalui platform yang berkonsep blended-financing ini, Sri Mulyani menggambarkan, sejumlah proyek infrastruktur berhasil memperoleh pendanaan seperti proyek sanitasi atau air bersih, pembangunan sekolah, dan proyek lainnya yang sejalan dengan konsep Sustainable Development Goals (SDGs).

"Kita akan meneruskan ini dan sebenarnya kami juga sedang berdiskusi dengan Bloomberg sekarang karena mereka salah satu yang punya foundation. Kita diskusi supaya bisa kombinasikan lagi lebih banyak lagi filantropis dalam pembiayaan inovatif untuk pembangunan infrastruktur," ungkapnya.

Emma Sri Martini, Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) yang diberi mandat mengelola platform ini, menyebut, dana yang terkumpul di SDG One Indonesia mencapai US$ 2,34 miliar.

"Itu stand by komitmen support dari para SDG partners yang sudah komitmen ke SDG Indonesia One. Nanti kalau ada underlying project yang sesuai dengan syarat kondisi mereka, dana tersebut bisa dicairkan," ujar Emma kepada Kontan.co.id, Kamis (31/1).

Namun, Emma belum menyebutkan apa saja contoh proyek yang sudah masuk dalam daftar pendanaan melalui SDG One Indonesia sampai saat ini.

Berdasarkan paparan Sri Mulyani, terdapat 23 SDG partner yang telah bergabung dalam platform, terdiri dari agen pemerintah, bank pembangunan, climate funds, bank komersial, investor saham, filantropis lokal maupun internasional, serta perusahaan asuransi.

Beberapa proyek yang didanai melalui platform ini, antara lain lima proyek transportasi perkotaan senilai US$ 6,48 miliar, empat pelabuhan senilai US$ 5,91 miliar, 72 proyek energi terbarukan sebesar US$ 2,48 miliar, dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan pembiayaan US$ 890 juta, serta beberapa proyek infrastruktur lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×