Reporter: Ratih Waseso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menuturkan, vaksin gotong royong pada prinsipnya tidak memungut biaya kepada penerima. Dalam artian yang akan melakukan pembayaran untuk vaksin gotong royong ialah perusahaan atau badan usaha untuk diberikan kepada karyawannya secara gratis.
Namun, terkait berapa besaran tarif vaksin yang akan digunakan dalam vaksinasi gotong royong, Budi menjelaskan pihaknya belum menentukan. Nantinya tarif vaksin gotong royong baru ditentukan sesudah adanya kesepakatan antara BUMN dalam hal ini Bio Farma dan Kadin sebagai pelaksananya.
"Tarifnya memang akan ditentukan oleh kami, tapi kami baru akan menentukan tarifnya sesudah pihak BUMN dan Kadin duduk bersama datang ke kami. Jadi harus ada kesepakatan antara mereka," jelas Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI pada Senin (15/3).
Baca Juga: 20,2 Juta dosis vaksin Sinopharm dan Moderna disiapkan untuk vaksinasi gotong royong
Selain itu Budi juga memastikan bahwa, merk vaksin yang akan digunakan dalam vaksinasi gotong royong harus berbeda dengan yang digunakan pada program pemerintah.
"Jenis vaksin yang digunakan berbeda dengan apa yang digunakan untuk vaksinasi program pemerintah, agar tidak terjadi kebocoran dari vaksin yang gratis ke vaksin yang berbayar," kata Budi.
Demikian juga dengan proses distribusi dan pelaksana akan dilakukan oleh Bio Farma dan juga pihak swasta. Termasuk juga fasilitas kesehatan yang akan melakukan proses penyuntikan vaksin gotong royong berasal dari swasta atau BUMN yang tidak ikut dalam program vaksinasi pemerintah.
"Pendataan kami minta agar menggunakan database yang sama, sehingga tidak terjadi duplikasi penyuntikan. Kemudian pasca vaksinasi dan pengawasan KIPI juga diikuti dengan prosedur yang ada di Kementerian Kesehatan," jelasnya.
Diketahui data per tanggal 14 Maret 2021, Kadin menyebut ada tambahan 2.372 perusahaan yang mendaftar vaksinasi gotong royong. Maka total hingga saat ini ada 11.542 perusahaan yang mendaftar program vaksinasi gotong royong.
Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani menuturkan, untuk pendaftaran tahap II vaksinasi gotong royong dibuka dari 10 - 24 Maret 2021. Dengan jumlah perusahaan yang mendaftar saat ini, maka total target vaksinasi sebanyak 7.403.356 orang yang mencakup karyawan dan keluarga karyawan.
"Ini masih terus berjalan. Jadi yang mendaftar ini bukan hanya perusahaan besar tapi perusahaan menengah, kecil bahkan UMKM pun ternyata banyak yang daftar," kata Rosan.
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir menyampaikan, terkait ketersediaan vaksin untuk vaksinasi gotong royong pihaknya kin sedang melakukan komunikasi dan negosiasi dengan dua pengembang vaksin Covid-19. Dua pengembang tersebut ialah Sinopharm dari China dan Moderna dari Amerika Serikat (AS).
Honesti menjelaskan untuk vaksin Sinopharm pihaknya sudah meminta komitmen sebanyak 15 juta dosis mulai dari akhir Maret hingga kuartal II 2021.
"Kita sudah meminta untuk komitmen dari Sinopharm itu 15 juta dosis, mulai dari akhir Maret ini atau sampai akhir Q2 sebanyak 15 juta dosis, dan juga ada opsi seandainya masih dibutuhkan untuk menambah 15 juta dosis berikutnya," kata Honesti
Kedua vaksin Moderna, Bio Farma meminta komitmen dari pengembang sebanyak 5,2 juta dosis. Hanya saja untuk vaksin Moderna diperkirakan baru dapat dikirim pada kuartal ketiga tahun ini.
Selanjutnya: Vaksinasi gotong royong gratis bagi karyawan, tarif dibebankan ke perusahaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News