kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menilik Nasib Koalisi Perubahan Setelah Surya Paloh Bertemu Jokowi


Selasa, 20 Februari 2024 / 16:02 WIB
Menilik Nasib Koalisi Perubahan Setelah Surya Paloh Bertemu Jokowi
ILUSTRASI. Pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memunculkan banyak spekulasi di masyarakat.. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana


Reporter: Leni Wandira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memunculkan banyak spekulasi di masyarakat.

Terlebih pertemuan antara partai pengusung Anies Baswedan dan Jokowi itu di luar dari sepengetahuan partai koalisi perubahan lainnya yakni PKB dan PKS.

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin membeberkan analisisnya. Ia menilai beberapa partai itu akan berjalan masing-masing sesuai dengan kepentingannya.

Pertemuan itu diklaimnya bakal mengubah peta politik tanah air, termasuk bubarnya Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Anies-Imin).

Baca Juga: Jokowi Beberkan Pertemuannya dengan Surya Paloh di Istana, Ini Yang Dibahas

"Kelihatannya sudah ada perpisahan sudah main masing-masing sudah bermanufor  masing-masing sesuai dengan kepentingannya karena kan pilpresnya sudah usai jadi mereka akan menatap masa depannya masing-masing," ungkap Ujang kepada Kontan, Selasa (20/2).

Ia melihat manuver Surya Paloh memanfaatkan momentum setelah Prabowo Subianto yang menyatakan siap merangkul semua pihak di Kubu 01 dan 03 untuk memperkuat pemerintahannya.

"Saya memprediksi kalau misalnya Nasdem akan bergabung dengan kondisi Prabowo Gibran

Kemudian PKB juga terlihat akan gabung," ujarnya.

Di sisi lain, untuk PKS, mengacu pada rekam jejaknya  PKS kemungkinan akan menjadi oposisi bersama partai lainnya yakni PDIP, sebagai wujud kontrol dan pembatas terhadap kebijakan pemerintahan.

"Untuk PKS masih 50 50, bisa oposisi dengan PDIP bisa juga masuk ke pemerintahan. karena PKS pernah pernah jadi oposisi juga pernah menjadi pemerintahan di masa SBY," ucap dia.

Prabowo setidaknya harus bisa mengumpulkan sekitar 70% kekuatan politik di parlemen agar koalisi Prabowo-Gibran kuat di pemerintahan.

Untuk itu, Ujang menarik kesimpulan bahwa Prabowo-Gibran akan menyambut baik atas bergabungnya partai-partai non kubu 02.

"Pastinya bergabungnya partai-partai tersebut akan disambut baik oleh koalisi Prabowo Gibran karena akan menambah kekuatan koalisi mereka di pemerintahan," pungkasnya.

Baca Juga: Pengamat Politik Prediksi Nasdem - PKB Gabung Koalisi Prabowo - Gibran

Sebelumnya, Momen penting aksi elite politik adalah saat Presiden Joko Widodo yang juga pendukung salah satu calon presiden yang memenangkan hitung cepat, yakni Prabowo Subianto yang berpasangan dengan putra sulung Presiden yaitu Gibran Rakabuming Raka, mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Nasdem, pengusung calon Presiden Anies Baswedan Muhaimin Iskandar. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan tanggapannya terkait pertemuan dengan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, pada Minggu, 18 Februari 2024 malam. 

Menuurut Jokowi menjelaskan bahwa pertemuan tersebut adalah pertemuan politik biasa dan diharapkan akan memberikan manfaat bagi perpolitikan nasional serta negara secara keseluruhan. 

"Pertemuan ini merupakan awal dari pembicaraan. Nantinya, jika sudah final, kami akan sampaikan. Namun, yang terpenting adalah peran dari masing-masing partai politik. Saya hanya ingin menjadi jembatan bagi semuanya, karena urusan politik adalah urusan partai-partai," klaim Jokowi setelah meresmikan RS Pusat Pertahanan Negara Jakarta bersama Prabowo Subianto pada Senin, 19 Februari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×