Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menyebut menjadikan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) sebagai angkutan massal di perkotaan tidak mudah. Diperlukan sinergi dengan penyedia jasa angkutan untuk bisa mewujudkan program membirukan langit Jakarta.
“Kalau kita bicara dengan forward dari pemerintah, EV untuk dijadikan satu angkutan mayoritas masyarakat memang tidak gampang,” ujarnya saat ditemui di Ecovention Hall Ancol, Jakarta, Senin (26/8).
Budi menjelaskan, untuk memuluskan penggunaan EV pihaknya mewajibkan angkutan umum perkotaan untuk menggunakan EV. Menurutnya, ini sudah di mulai dengan hadirnya bis listrik, mobil listrik hingga motor listrik.
Baca Juga: Konversi Motor BBM ke Kendaraan Listrik Masih Menghadapi Berbagai Tantangan
Salah satu perusahaan angkutan masyarakat yakni Grab mendorong program pemerintah dalam mewujudkan kota bebas polusi. Ini ditandai dengan dihadirkannya ribuan kendaraan listrik baik mobil maupun motor.
“Tadi diskusi dengan bu Neneng (Country Managing Director Grab Indonesia) ada lebih dari 1.000 mobil, lebih dari 10.000 motor, ini kita harapkan populasi dari penggunaan naik menjadi economic of skill daripada industriawan,” terangnya.
Dengan maraknya EV tersebut, kata Budi, ini akan akan berdampak pada ketersediaan charging station di berbagai wilayah. Nantinya mitra Grab yang hendak menyewa mobil listrik hanya membayar sebesar Rp 300.000 per hari. Asumsinya bila pendapatannya sehari sebesar Rp 700.000 keuntungan yang didapat sebesar Rp 400.000 sehari atau Rp 12 juta per bulan.
“Saya apresiasi sebagai katalis mengatur atau membuat perjumpaan antara pemilik leasing, dengan pengguna dengan ini kita harapkan economic off skill-nya bertambah dan kita semua membuat langit di Jakarta lebih biru,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News