kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.902.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.254   -26,00   -0,16%
  • IDX 7.005   61,45   0,88%
  • KOMPAS100 1.020   9,19   0,91%
  • LQ45 779   10,37   1,35%
  • ISSI 230   -0,09   -0,04%
  • IDX30 401   6,24   1,58%
  • IDXHIDIV20 465   9,72   2,14%
  • IDX80 115   1,11   0,98%
  • IDXV30 116   1,36   1,19%
  • IDXQ30 129   1,78   1,39%

Mengurangi Timbunan Sampah dengan Teknologi Pengolahan Modern


Kamis, 10 Juli 2025 / 21:50 WIB
Mengurangi Timbunan Sampah dengan Teknologi Pengolahan Modern
ILUSTRASI. Program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP) menjadi solusi dari penumpukan sampah yang terus meningkat setiap harinya di Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Burangkeng, Bekasi, Jawa Barat. Sumber: Kementerian Pekerjaan Umum


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampah terus menumpuk setiap hari di Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Burangkeng, Bekasi, Jawa Barat.

Maka, Pemerintah Kabupaten Bekasi, Kementerian Pekerjaan Umum, Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kesehatan dan Bank Dunia melakukan kolaborasi. Bentuknya program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP).

Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, Dewi Chomistriana menyatakan, pentingnya pendekatan menyeluruh dalam pengelolaan sampah. 

“Program ISWMP bukan hanya tentang pembangunan fisik, tapi tentang perubahan cara pandang kita terhadap sistem pengelolaan sampah. Ketika TPST menjadi bagian dari sistem terhubung dari kebijakan hingga kebiasaan masyarakat,  kita tidak sekadar mengelola sampah, tapi sedang merawat masa depan bersama,” ujar Dewi.

Di Kabupaten Bekasi, implementasi ISWMP fokus pada lima pilar utama. Yaitu penyusunan dan penguatan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah (RISPS) serta penguatan regulasi lewat Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah.

Lalu peningkatan peran aktif masyarakat dan pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah, perkuatan kelembagaan pengelolaan sampah agar lebih efektif. Serta pengembangan mekanisme pendanaan dan sistem penarikan retribusi pengelolaan sampah dan pendanaan pembangunan fasilitas pengolahan sampah berteknologi, seperti TPST Kertamukti.

Baca Juga: Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Seluas 22,15 Ha di IKN Selesai Dibangun

Dewi menambahkan, kelima pilar ini sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi demi mewujudkan tata kelola persampahan yang modern dan berkelanjutan. RISPS berfungsi sebagai peta jalan strategis yang menetapkan arah pembangunan infrastruktur, kerangka kebijakan, dan proyeksi pembiayaan jangka panjang. 

Regulasi daerah yang kuat menjadi landasan hukum pelaksanaan sistem ini. Peningkatan kapasitas kelembagaan melalui pelatihan SDM dan pendampingan teknis juga menjadi kunci keberhasilan. Dengan sistem kelembagaan yang tangguh, implementasi di lapangan dapat berlangsung efektif dan konsisten,” jelas Dewi.

Keberlanjutan pengelolaan sampah juga sangat bergantung pada skema pembiayaan yang tepat. ISWMP turut mendampingi pemerintah daerah merancang model pembiayaan yang realistis dan berkelanjutan. Mulai analisa biaya operasional hingga simulasi tarif retribusi yang sesuai kemampuan masyarakat.

Kini TPST Kertamukti tidak hanya berfungsi sebagai pusat pengolahan sampah,i juga sebagai contoh penerapan teknologi pengolahan modern yang mampu menghasilkan nilai tambah. Baik secara ekonomi maupun lingkungan, dan dapat direplikasi di wilayah lain. 

Dengan kombinasi lima pilar tersebut, Kabupaten Bekasi mulai menunjukkan hasil yang signifikan. Sistem pemilahan sampah dari sumber mulai terbentuk, rantai layanan pengangkutan sampah semakin tertata, kolaborasi dengan sektor swasta menguat, dan proses pengolahan kini diarahkan untuk mengoptimalkan potensi ekonomi dari material daur ulang serta produksi energi alternatif seperti RDF (Refuse Derived Fuel). 

Pmerintah Kabupaten Bekasi telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) untuk pemanfaatan RDF sebagai pengganti sebagian kebutuhan batubara dalam proses produksi.

Sebagai daerah penyangga Ibu Kota dengan populasi lebih dari 3 juta jiwa, Kabupaten Bekasi menghasilkan timbunan sampah sekitar 1.680 ton per hari.

Selanjutnya: BI Diharapkan Kembali Turunkan Suku Bunga untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Menarik Dibaca: Mulai Hari Ini Pemesanan Tiket Kereta KAI Bisa Lebih Dekat dengan Waktu Keberangkatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×