Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Presiden Joko Widodo resmi mengangkat Dewan Pengawas Indonesia Invesment Authority (INA). Ini adalah lembaga pengelola investasi alias soverign wealth fund milik Indonesia, Rabu (27/1)
Diketuai oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Dewan Pengawas INA beranggotakan dua wakil dari unsur pemerintah yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagai anggota serta Erick Thohir sebagai ketua.
Adapun tiga lainnya adalah dari kalangan profesional yakni Yozua Mekes, Darwin Cyril Noerhadi serta Hariyanto Sahari.
Menyusul diangkatnya Dewan Pengawas INA, pemerintah juga akan segera mengumumkan nama-nama yang akan menjadi direksi atau board director dari INA.
Presiden Joko Widodo akan mengumumkan chief executive director INA dalam waktu dekat ini. Merujuk keterangan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjaatmadja dalam acara Business Talk, Kompas TV dan Kontan. Selasa 26 Januari lalu, Dewan Pengawas LPI pasca dilantik akan menyerahkan nama-nama calon CEO ke Presiden Jokowi untuk dipilih. "Dalam waktu dekat ini akan diumumkan," ujar Tiko, panggilan karib Wamen ini saat acara Live tersebut.
Baca Juga: Sah! Presiden Jokowi lantik 5 anggota dewan pengawas INA(SWF), ini daftar lengkapnya
Dus, kabar terbaru yang masuk KONTAN, dari nama-nama yang beredar yakni Pandu Patria Sjahrir, Komisaris Bursa Efek Indonesia, lalu mantan Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman, Presiden Direktur PT Indika Energy Arsjad Rasjid, CEO PT Bank CIMB Niaga Tigor Siahaan, serta Presiden Direktur PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia Rizal Gozali yang akan masuk dan mengelola INA, kini sudah mengerucut menjadi tiga nama kandidat
Mereka adalah "Pandu Patria Sjahrir, Arief Budiman serta Tigor Siahaan,” sebut sumber KONTAN yang tak mau disebutkan namanya.
1. Tigor Siaahan
Tigor saat ini tercatat sebagai President Director and CEO Utama PT Bank CIMB Niaga Tbk. Adapun masuk sebagai kandidat direksi adalah Pandu Sjahrir dan Arief Budiman.
Tigor saat ini menjadi orang nomer satu di bank dengan kode saham CIMB di Bursa Efek Indonesia. CIMN Niaga dimiliki oleh pengelola dana SWF-nya pemerintah Malaysia lewat CIMB Group Sdn Bhd dengan kepemilikan saham sebesar 91, 48% per 30 Desember 2020.
Baca Juga: Harapan Jokowi terhadap dewan pengawas INA yang baru dilantik
Yang jelas, jejak rekam Tigor, pria berusia 48 tahun ini sudah malang melintang di dunia keuanga. Tigor tercatat menjadi orang Indonesia pertama yang ditempatkan menjadi Chief Country Officer Citi Indonesia periode 2011-2015.
Dalam perjalanan karirnya di Citi Indonesia, Tigor juga memegang beberapa posisi kunci termasuk Country Head untuk Institutional Clients Group, Head of Corporate & Investment Banking dan Country Risk Manager.
Peraih double major yakni keuangan dan akutansi dari University of Virginia, Charlottesville, USA, Tigor juga pernah juga menjabat sebagai Vice President di Institutional Remedial Management Group di Citi Head Office di New York dari tahun 2000 hingga 2003.
2. Pandu Patria Sjahrir
Lahir di Boston tahun 1979 lalu, Pandu tercatat masih menjabat sebagai direktur di PT Toba Bara Sejahtra Tbk yang kini bersulih nama menjadi TBS Energi Utama dengan kode saham TOBA di Bursa Efek Indonesia.
TOBA adalah perusahaan yang diinisiai oleh Paman Pandu yang kini adalah Menko Kemaritiman dan Investasi (Marinvest) Luhut Binsar Pandjaitan.
Sebelum di Toba Bara, Pandu yang juga adalah anak ekonom Doktor Sjarir ini juga pernah menjabat sebagai Analis Senior dengan spesialisasi sektor energi dan pertambangan di Matlin & Patterson (2007-2010), Principal di Byun & Co, Alternative Energy Fund Asia (2002-2005), dan sebagai Analis di Lehman Brothers (2001-2002).
Pandu juga tercatat banyak masuk di perusahaan startup. Managing Patner Indies Capital ini , sejak April 2017 menjadi komisaris di Gojek Indonesia serta Presiden Komisaris di SEA Group Indonesia yang menaungi Shopee. Dan, sejak 30 Juni 2020, Pandu juga tercatat sebagai Komisaris BEI dengan masa jabatan 2020-2023.
3. Arief Budiman
Arief adalah sarjana teknis industri dari Institut Teknologi Bandung tahun 1996. Dalam perjalanan kariernya, pria kelahiran tahun 1974 ini pernah menjadi komisaris PT Pertamina EP Cepu pada 30 Maret 2-15.
Peraih gelar Master Business Administration (honors) dari Wharton School University of Pennsilvania ini ini juga pernah menjadi konsulta di Booz Allen & Hamilton, Asia, Merryl Lynch, Associate Booz Allen &Hamilton US, Arief juta sempat menjadi direktur keuangan PT Pertamina serta sempat menjadi Direktur Utama PT Danareksa.
Arief kini juga tercatat sebagai Tim Pengkaji Pembentuan soverign wealth fund, lembaga pengelola investasi Kementerian BUMN.
Dari tiga kandidat tersebut, kabar yang masuk ke KONTAN, Tigor Siahaan menjadi kandidat kuat untuk menjadi CEO INA, pengelola dana investasi milik Indonesia
Pengalaman Tigor di CIMB Niaga yang mayoritas sahamnya dimiliki SWF Malaysia yakni Khazanah menjadi salah satu pertimbangan pemilihan Tigor menjadi kandidat CEO INA.
Hanya saja, kata sumber tersebut, hak dan kewenangan penunjukan CEO INA ada di tangan Presiden Joko Widodo. Alhasil, sampai diumumkan, perubahan bisa saja terjadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News