Sumber: KONTAN |
JAKARTA. Dengan kondisi pasar global yang tak menentu, pasar PC dan notebook kelas menengah dan bawah bakal mempengaruhi bisnis TI secara keseluruhan. Namun, meski tampak suram, bukan berarti bala di industri TI tak bisa dihalau. Salah satunya, berharap pada belanja pemerintah.
Kata Suhanda, selama pemerintah tetap pada komitmennya menjaga roda ekonomi tetap berputar, belanja TI akan tetap tumbuh. “Karena ada belanja pemerintah senilai Rp 40 triliun, dan kegiatan pemilu, bisnis TI 2009 masih punya prospek,” kata Suhanda, Ketua Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo).
Selain itu, strategi lain adalah mengubah cara penjualan. Misal-nya dengan mengetuk kesediaan para prinsipal membanderol produknya dalam mata uang rupiah. "Kami berharap dari hulu ke hilir tak lagi menggunakan dolar," kata Setyo Handoyo Singgih, Sekretaris Jenderal Apkomindo.
Para pengusaha komputer juga ingin memperbanyak pameran komputer berskala besar. Konsep menyatukan semua pedagang produk TI dalam satu tempat terbukti mampu menarik banyak calon pembeli. Animo masyarakat sangat tinggi, karena pameran masih dipersepsikan sebagai tempat berburu barang murah.
Indocomtech adalah satu barometernya. Pameran komputer yang digelar pada 12 - 16 November 2008 lalu tetap dipadati pengunjung. Transaksi juga tidak sepi, padahal nilai tukar saat itu sedang bergerak di atas Rp 11.000 per dolar AS.
Adapun strategi menggenjot penjualan dengan mengandalkan lembaga pembiayaan tahun depan agak sulit. Tingginya bunga kredit membuat konsumen enggan.
Kalau ekonomi dalam situasi normal, bisnis TI 2009 sebenarnya sangat menjanjikan. Lihat saja, selama tiga tahun terakhir, penjualan PC dan notebook selalu tumbuh minimal 30%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News