Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Sementara itu, Sekretaris Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes Azhar Jaya mengungkapkan, banyak pertimbangan mengapa pemerintah kini menggunakan kebijakan rapid test antigen. Salah satunya, yakni dengan semakin meningkatnya kasus Covid-19, maka rapid test antibodi dipandang tidak sudah sesuai.
"Banyak pertimbangannya. Yang jelas dengan semakin meningkatnya kasus maka untuk rapid test antibody dipandang sudah tidak sesuai lagi," terang Azhar kepada Kompas.com, Sabtu (19/12/2020).
Baca Juga: Mobilitas warga selama liburan Natal dan Tahun Baru diperketat, ini aturannya
Beda rapid test antibodi dan antigen
Lebih lanjut, Nadia juga menjelaskan beberapa perbedaan dari rapid test antibodi dan rapid test antigen. Tes rapid test antibodi dikatakannya yakni untuk memeriksa kadar antibodi yang dikeluarkan seseorang.
"Sementara untuk rapid test antigen, hal itu memastikan bahwa virusnya yang dikeluarkan," kata Nadia.
Selain perbedaan tes antibodi dan mengetes keberadaan virus, cara penggunaan keduanya juga berbeda. Jika rapid test antibodi, sampel ayng diambil adalah darah, sedangkan rapid test antigen mengambil lendir seseorang yang dites melalui swab.
"Rapid test antigen ini juga dipandang lebih sensitif dan lebih spesifik," kata Nadia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Penjelasan Mengapa Kebijakan Rapid Test Antigen Tidak Dilakukan Sejak Awal Pandemi"
Penulis : Dandy Bayu Bramasta
Editor : Rizal Setyo Nugroho
Selanjutnya: Catat! Random rapid test antigen bergulir di 70 rest area selama liburan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News