kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   72.000   2,98%
  • USD/IDR 16.610   15,00   0,09%
  • IDX 8.238   149,11   1,84%
  • KOMPAS100 1.145   25,73   2,30%
  • LQ45 820   23,58   2,96%
  • ISSI 290   4,46   1,56%
  • IDX30 429   13,21   3,18%
  • IDXHIDIV20 487   16,89   3,59%
  • IDX80 127   2,85   2,30%
  • IDXV30 135   1,26   0,95%
  • IDXQ30 136   4,84   3,69%

Mengapa Danantara Bakal Garap Sampah Jadi Energi?


Selasa, 30 September 2025 / 16:37 WIB
Diperbarui Selasa, 30 September 2025 / 21:07 WIB
Mengapa Danantara Bakal Garap Sampah Jadi Energi?
CEO BPI Danantara Indonesia sekaligus Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menyampaikan paparan saat Rapat Koordinasi Nasional di Wisma Danantara, Jakarta, Selasa (30/9/2025). Rapat Koordinasi Nasional tersebut membahas pengelolaan sampah nasional melalui solusi program pengolah sampah menjadi energi listrik (PSEL) atau Waste to Energy (WtE) dengan menyasar 33 kota di Indonesia yang rencananya dimulai pada akhir Oktober 2025 di 4-5 wilayah di Jakarta, disusul Kota Surabaya dan Surakarta.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) akan menggarap waste to energy (WtE) alias mengolah sampah menjadi energi.

Chief Executive Officer (CEO) Danantara Rosan P. Roeslani mengatakan, setiap tahun Indonesia menghasilkan 35 juta ton sampah dan sekitar 61% sampah disebut tak terkelola dengan baik.

"Memang setiap tahun kita menghasilkan 35 juta ton sampah atau setara dengan 16.500 lapangan bola. Tetapi dalam kenyataannya hanya kurang lebih 61% bahwa sampah itu tidak terkelola dengan baik," ujar Rosan dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengolah Sampah Menjadi Energi, di Wisma Danantara, Jakarta, Selasa (30/9/2025).

Rosan mengatakan sampah tersebut berdampak negatif bagi kesehatan, lingkungan, sosial dan lain sebagainya. Menurutnya, situasi ini mengancam kualitas hidup masyarakat baik generasi saat ini dan generasi yang akan datang.

Baca Juga: Pembiayaan Danantara Diharapkan Dapat Bantu Atasi Krisis Sampah

Rosan tak memungkiri WtE ini menjadi program prioritas pemerintah sejak 7-8 tahun yang lalu, namun dalam perjalanannya dinilai belum optimal.

"Kami meyakini bahwa waste to energy adalah satu solusi jangka panjang yang bisa menyatukan isu lingkungan, kesehatan dan energi. Ini adalah suatu langkah yang nyata bagaimana kita berkontribusi pada transisi energi terbarukan," tandasnya.

Lebih lanjut, Rosan menuturkan, pengolahan sampah menjadi energi ini memiliki beberapa manfaat utama di antaranya mengurangi emisi gas rumah kaca mencapai 50%-80%, menghasilkan energi terbarukan dan menghemat 90% penggunaan lahan.

Untuk itu, Rosan mengajak pemerintah daerah untuk berkontribusi dalam penyediaan 1.000 ton sampah per hari, di mana dari jumlah tersebut bakal menghasilkan energi sebesar 15 megawatt dan bisa berkontribusi kurang lebih 20.000 rumah tangga.

"Dalam kesempatan ini ada Dirut PLN, beliau yang akan menyerap langsung," kata Rosan.

Baca Juga: Saham Bank Milik Danantara Makin Tertekan Kebijakan Negara

Selanjutnya: Pasok Program MBG, Produksi Frisian Flag Diproyeksi Meningkat

Menarik Dibaca: IHSG Rawan Melemah, Cek Rekomendasi Saham MNC Sekuritas Rabu (1/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×