kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45861,67   -2,73   -0.32%
  • EMAS1.368.000 0,59%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menebak Arah Politik Jokowi dan Gibran Setelah Dianggap Tak Lagi Kader PDIP


Selasa, 21 Mei 2024 / 18:07 WIB
Menebak Arah Politik Jokowi dan Gibran Setelah Dianggap Tak Lagi Kader PDIP
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming Raka mendapatkan tawaran-tawaran untuk bergabung ke partai politik (parpol) lain.


Reporter: Aurelia Lucretie | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming Raka mendapatkan tawaran-tawaran untuk bergabung ke partai politik (parpol) lain.

Salah satunya datang Partai Golkar, yang membuka pintu selebar-lebarnya kepada para politisi, tak terkecuali Jokowi dan Gibran untuk bergabung dengan Partai Golkar. 

Pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin bilang, sah-sah saja apabila Jokowi dan Gibran pindah parpol mengikuti jejak Bobby Nasution yang Senin lalu (20/5), telah resmi menjadi kader Partai Gerindra.

Apalagi, PDI-P telah menegaskan walaupun belum secara resmi bahwa Jokowi dan Gibran sudah bukan anggota parpol. 

"Secara tindakan, pikiran, dan hati kan Jokowi sudah berbeda dengan PDI-P, dan PDI-P pun sudah mengikhlaskan Jokowi pergi," kata Ujang kepada Kontan, Selasa (21/5). 

Baca Juga: Relawan Projo Ingin Jokowi Jadi Ketum Parpol

Menurut Ujang, keduanya bisa mengikuti langkah Bobby untuk bergabung ke parpol lain. Kata Ujang, Jokowi lebih mungkin untuk kembali berpolitik ketimbang kembali ke Solo. 

Jokowi kemungkinan dapat mengisi posisi di Presidential Club, Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), atau sebagai penasihat presiden. 

Jika bergabung ke parpol, Ujang bilang, Jokowi dan Gibran bisa saja berada di parpol-parpol yang berbeda. "Sebab di politik itu ada istilah don't put eggs in the same basket, jangan simpan semua telur di keranjang yang sama," terangnya.

Bukan tanpa alasan, menyebar ke banyak parpol dapat meminimalisir dampak dari goncangan pada internal partai. Ujang mengibaratkan apabila satu parpol tidak kondusif, maka entah Jokowi atau Gibran yang ada di luar parpol tersebut tidak terdampak. 

"Makanya banyak di daerah itu, satu keluarga mengambil banyak partai," katanya. Dengan strategi tersebut, menurutnya, Jokowi dan Gibran bisa berada di parpol yang berbeda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×