kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,02   1,47   0.16%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mendagri tegaskan praja IPDN dapat dipecat dan dipidana jika lakukan hal ini


Sabtu, 07 November 2020 / 19:10 WIB
Mendagri tegaskan praja IPDN dapat dipecat dan dipidana jika lakukan hal ini


Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian kembali mengingatkan agar jangan lagi ada budaya kekerasan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri ( IPDN). Jika masih tetap ada praja yang melakukan kekerasan, maka pemecatan dan proses hukum akan dilakukan.

"Saya tidak akan segan-segan kalau mendengar ada kekerasan. Pecat, pidanakan!" ujar Tito saat memberikan kuliah umum bagi para praja IPDN yang ditayangkan secara daring, Sabtu (7/11/2020).

"Jangan meninggalkan legacy, warisan yang buruk kepada junior. Ada yang ngumpet-ngumpet di kamar mandi, di gedung manggil junior kemudian nanti di tempat pesiar ngumpul gebuk-gebukin juniornya," ia melanjutkan.

Tito tidak akan pandang bulu dalam melakukan penindakan. "Kalau kedengaran, itu saya akan perintahkan kepada Pak Rektor untuk pecat. Anak siapapun juga pecat dan laporkan kepada polisi, pidanakan," tegas mantan Kapolri itu.

Baca Juga: BNI dukung program smart campus IPDN

Menurut Tito, praja yang baru dilantik akan dibentuk menjadi manusia yang mendekati paripurna. Artinya memiliki kemampuan intelektual yang baik dengan ilmu-ilmu dasar, termasuk core bisnisnya adalah ilmu pemerintahan.

"Kemudian diperkuat dengan jasmani dan kesehatan yang baik dan yang ketiga dilengkapi dengan moralitas dan mentalitas yang baik," ujarnya.

Tito menekankan, intelektual tanpa moralitas yang baik, meskipun kesehatan jasmani baik, bisa keluar dari IPDN.

Tito paham betul kehidupan sebagai taruna yang keras dan sangat disiplin. Pasalnya, ia juga pernah menjadi taruna di Akademi Kepolisian.

Baca Juga: Bila kepala daerah terpilih tak patuhi protokol kesehatan, pelantikannya akan ditunda

"Yang pasti kekerasan yang dilakukan di mana-mana tujuannya cuma satu saja hanya untuk membalas dendam. Kalau ada yang mengatakan bahwa kekerasan itu dalam rangka untuk membina supaya lebih disiplin, itu omong kosong," tuturnya.

"Saya sudah sekolah di mana-mana, di Inggris, Amerika, Australia, Selandia Baru. Saya juga melihat sekolah Hometown Academy Singapura, tidak ada pukul-pukulan tetapi mereka bisa bekerja profesional," ujarnya.

Karena itu, Tito sangat menentang keras kekerasan di lembaga pendidikan. Tito bercerita, saat masih menjadi Kapolri, dia tak segan mencopot pelaku kekerasan dan mendorong proses pidana.

Baca Juga: 7 Sekolah kedinasan di Indonesia ini bisa jadi pilihan setelah lulus sekolah menengah

Karena itu, ia mengingatkan jangan sampai ada praktik kekerasan di IPDN. "Kalau ada yang salah tindak fisik saja tidak apa-apa, squad jam atau push-up yang bisa membuat sehat, tapi capek juga, tapi tidak merusak," kata Tito.

"Tapi kalau pemukulan, betapa banyak yang menjadi korban, ada yang patah rusuknya, ada yang kakinya cacat. Orangtua yang mengirim anaknya untuk sekolah di sini bukan mengharapkan anaknya untuk dipukul, digebuki. Tolong dipahami betul itu," tambah Tito.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mendagri: Jika Ada Praja IPDN Melakukan Kekerasan, Pecat, Pidanakan!", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2020/11/07/17582511/mendagri-jika-ada-praja-ipdn-melakukan-kekerasan-pecat-pidanakan?page=all#page2.
Penulis : Dian Erika Nugraheny
Editor : Sandro Gatra

Selanjutnya: Mendagri Tito minta pemda percepat realisasi belanja daerah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×