kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mendag: Ekspor otomotif jadi sektor unggulan


Senin, 05 Mei 2014 / 17:48 WIB
Mendag: Ekspor otomotif jadi sektor unggulan
ILUSTRASI. Informasi jadwal KRL Klaten-Jogja hari ini, kereta dari Solo tujuan Jogjakarta selama satu pekan, Senin-Jumat, 12-16 Desember 2022


Reporter: Risky Widia Puspitasari | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, pemerintah telah menyiapkan sektor unggulan Indonesia guna meningkatkan nilai ekspor. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, sektor unggulan mendatang adalah otomotif.

Positifnya industri otomotif sudah terlihat saat ini. "Sudah kejadian dan di masa yang akan datang, otomotif akan menjadi primadona," kata Lutfi, Senin (5/5).

Pemerintah menargetkan, target ekspor otomotif tahun ini US$ 4,5 miliar. Di kuartal I, pertumbuhannya cukup kencang, sampai 11% dibanding periode Januari-Maret 2013.

Inilah yang membangkitkan optimisme pemerintah. "Dalam tiga tahun ke depan, bisa tumbuh sampai US$ 10 miliar," kata Lutfi. Mendag memprediksi, ekspor otomotif dari Indonesia akan menjadi tiga besar atau setidaknya lima besar di dunia.

"Yang paling penting adalah kebutuhan kelas menengah kita menjadi aset untuk mendatangkan investasi kemudian dijual lagi," ujar Lutfi.

Optimisme Lutfi bukan tanpa alasan. Sektor industri menyumbang 66% dari seluruh produk ekspor. Ekspor sektor industri meningkat 3,6% year on year menjadi US$ 29,3 miliar selama kuartal I 2014.

Selain industri, ekspor yang menguat adalah di sektor pertanian yaitu naik 4,9% menjadi US$ 1,28 miliar dibanding pencapaian kinerja kuartal I-2013.

Memang, ekspor produk pertanian ini masih kalah jauh dibanding sektor minyak dan gas yang mencapai US$ 7,9 miliar atau pertambangan US$ 5,9 miliar. Namun, kedua sektor ini mengalami penurunan, terutama pertambangan yang turun signifikan 24,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×