Reporter: Petrus Dabu |
JAKARTA. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi membuka layanan informasi online dan crisis centre gempa Jepang. Layanan ini dibuka sebagai pusat informasi untuk memantau keberadaan dan kondisi TKI dan peserta magang di Jepang.
“Untuk mencari ataupun memberikan informasi mengenai peserta magang di Jepang, pihak keluarga dan masyarakat dapat memanfaatkan layanan informasi online melalui www.pemagangan.com serta menghubungi No. Telephone 0815 744 7776, 0816 164 2613, 0815 187 3081 dan 0815 187 3081," kata Muhaimin dalam siaran pers yang diterima KONTAN, Minggu (13/3).
Sedangkan informasi mengenai TKI, perawat dan care giver, pihak keluarga dapat menghubungi nomor telephone 0812 192 7704 dan 0813 168 25467. Muhaimin mengatakan hingga Sabtu siang kemarin (12/3) belum ada laporan tenaga magang di Jepang yang menjadi korban gempa disertai tsunami.
Data Kemenakertrans, saat ini terdapat 31.517 WNI di sana, sebanyak 16.653 orang bekerja pada sektor formal yang sebagian di antaranya bekerja di bidang industri (14.033 orang) dan 1.013 sebagai care giver/perawat.
Sedangkan peserta magang jumlahnya 8.006 orang, yang terdiri dari program kerjasama IMM (International Manpower Development of Medium and Small Enterprises) sebanyak 5.180 orang, program JWEC 78 orang, SHIKAMACHI 21 orang dan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) sebanyak 2,727 orang. Keberadaan mereka tersebar merata di berbagai kota di Jepang, di antaranya adalah Tokyo, Osaka, Sapporo, Nagano, Shinken, dll. Saat ini TKI magang kita bekerja di 62 sektor bisnis di Jepang, dengan masa kerja selama tiga tahun.
Berdasarkan laporan sementara Data Kemenakertrans terakhir, 19 peserta magang di Shizuoka, 17 di Yamaguchi, 83 di Ishikawa, 12 di Fukui, 36 di Hyogo, 10 di Ibaraki, 2 di Tokyo, 8 di Osaka, 36 di Hiroshima, 26 di Iwate, 21 Miyagi, 11 Fukushima, 22 di Shikamachi, 163 di Shubuka, 9 di Hamamatsu. Lainnya di Nigata dan Gunma dan kesemuanya dalam keadaan selamat.
Sementara dua orang di Fukushima belum berhasil dihubungi. Tim Kemenakertrans terus memantau daerah-daerah yang belum berhasil diketahui kondisi terakhirnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News