kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.115.000   10.000   0,48%
  • USD/IDR 16.454   4,00   0,02%
  • IDX 8.025   67,48   0,85%
  • KOMPAS100 1.124   9,97   0,90%
  • LQ45 815   8,29   1,03%
  • ISSI 276   2,50   0,91%
  • IDX30 424   4,41   1,05%
  • IDXHIDIV20 490   3,80   0,78%
  • IDX80 123   1,15   0,94%
  • IDXV30 134   1,41   1,07%
  • IDXQ30 137   0,82   0,60%

Menakar Peluang Penurunan BI Rate Setelah Pemangkasan 125 Bps Tahun Ini


Rabu, 17 September 2025 / 19:04 WIB
Diperbarui Rabu, 17 September 2025 / 20:02 WIB
Menakar Peluang Penurunan BI Rate Setelah Pemangkasan 125 Bps Tahun Ini
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) telah memangkas BI-Rate lima kali, pada Januari, Mei, Juli, Agustus, dan September masing-masing 25 bps menjadi 4,75%.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

Sejalan dengan itu, kondisi kredit perbankan pun belum terakselerasi sesuai harapan, sementara dana kredit yang sudah disetujui tetapi belum ditarik (undisbursed loan) masih tinggi.

Hal ini, lanjutnya, menandakan ketersediaan pembiayaan ada, namun hambatannya adalah cost of fund yang masih mahal serta minat investasi yang belum pulih.

“Dalam situasi ini, mendorong penurunan cost of fund/biaya dana melalui pemangkasan suku bunga adalah obat yang tepat untuk menggerakkan penyaluran kredit dan pembiayaan,” kata Josua.

Baca Juga: Bank Indonesia Pangkas BI Rate 25 bps Jadi 5%

Meski demikian, Josua menilai, kehati-hatian tetap perlu karena ada tiga sumber risiko. Pertama, tekanan harga pangan ketika suplai terganggu atau permintaan meningkat bisa menggerus ruang pelonggaran.

Kedua, dorongan fiskal pro-pertumbuhan, termasuk penempatan dana pemerintah di bank untuk menambah likuiditas, berpotensi menambah tekanan harga bila tidak diimbangi peningkatan pasokan; dampaknya ke inflasi kami perkirakan terbatas namun nyata.

Ketiga, ketidakpastian regulasi sektor keuangan dapat mempengaruhi persepsi pasar dan aliran modal. Maka, kata Josua, jalurnya bukan pelonggaran agresif, melainkan penyesuaian bertahap yang selalu menimbang stabilitas rupiah dan dinamika inflasi aktual.

Baca Juga: Sudah Dipangkas 5 Kali, Begini Potensi Penurunan BI-Rate di Sisa Tahun 2025

Ke depan, Josua melihat konsistensi BI menjaga rupiah, kelanjutan operasi moneter yang pro-pasar, dan sinergi dengan kebijakan fiskal menjadi kunci agar manfaat pemangkasan benar-benar mengalir ke dunia usaha dan rumah tangga tanpa mengorbankan stabilitas perekonomian yang sudah dibangun.

Selanjutnya: Laba Bersih Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Melesat 80,81% di Semester I-2025

Menarik Dibaca: 7 Olahraga untuk Mengontrol Gula Darah Penderita Diabetes, dari Ringan hingga Berat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×