CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   -35.000   -2,31%
  • USD/IDR 15.800   -121,00   -0,77%
  • IDX 7.322   55,53   0,76%
  • KOMPAS100 1.120   5,81   0,52%
  • LQ45 885   5,41   0,62%
  • ISSI 222   1,93   0,88%
  • IDX30 453   1,57   0,35%
  • IDXHIDIV20 545   1,27   0,23%
  • IDX80 128   0,70   0,54%
  • IDXV30 137   1,60   1,18%
  • IDXQ30 151   0,42   0,28%

Menakar Dampak Tappering Off Terhadap Posisi Cadangan Devisa


Selasa, 08 Februari 2022 / 14:47 WIB
Menakar Dampak Tappering Off Terhadap Posisi Cadangan Devisa
ILUSTRASI. Bongkar muat petikemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (8/4). Menakar Dampak Tappering Off Terhadap Posisi Cadangan Devisa.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Posisi cadangan devisa turun tipis pada akhir Januari 2022. Bank Indonesia (BI) mencatat, cadangan devisa pada Januari 2022 sebesar US$ 141,3 miliar, turun dibandingkan Desember 2021 yang sebesar US$ 144,9 miliar.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky mengungkapkan, penurunan cadangan devisa ini karena kebutuhan pemerintah untuk membayar Utang Luar Negeri (ULN), sehingga pemerintah menggunakan cadangan valuta asingnya.

“Selain itu, dari sisi perbankan yang meningkatkan penimbunan holding dari valuta asingnya, sehingga yang disimpan di bank sentral relatif berkurang. Ini dugaanya juga sebagai antisipasi kebutuhan dollar oleh nasabah perbankan seiring membaiknya perekonomian,” tutur riefky kepada Kontan.co.id, Selasa (8/2).

Baca Juga: Kemenkeu Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2% pada 2022

Ke depannya, Ia melihat masih ada beberapa faktor yang mempengaruhi cadangan devisa seiring dengan kondisi ekonomi yang semakin baik, dan juga kebutuhan dollar meningkat. Selain itu, adanya tapering off yang dimulai Maret 2022 nanti, juga akan turut mempengaruhi.

Adanya tapering off tersebut, akan membuat adanya aliran modal ke luar negeri (capital outflow), sehingga pemerintah dihimbau untuk berjaga-jaga agar nilai tukar rupiah tetap stabil.

Lebih lanjut, Riefky juga melihat prospek rupiah ke depannya masih akan terkendali. Ia memperkirakan nilai tukar rupiah pada Maret 2022 akan ada di kisaran Rp 14.400 sampai Rp 14.450 per dolar AS.

Baca Juga: Kemenkeu Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2% pada 2022

“Tapering off akan terjadi karena adanya kepemilikan porsi asing di pasar finansial domestik yang cenderung rendah dari kondisi sebelumnya dan juga karena surplus transaksi berjalan sehingga jika terjadi Tapering off efeknya tidak akan terlalu besar terhadap pergerakan harga rupiah,” Jelas Riefky.

Meski adanya tapering off yang akan mengikis cadangan devisa, namun Ia menduga efeknya tidak akan terlalu besar. Akan tetapi, Riefky belum bisa memperkirakan angka pastinya, yang jelas posisi cadangan devisa ke depannya masih bisa di atas US$ 135 miliar, walaupun akan terjadi tapering off oleh bank sentral. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×