kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.934.000   -11.000   -0,57%
  • USD/IDR 16.341   27,00   0,17%
  • IDX 7.544   12,60   0,17%
  • KOMPAS100 1.047   -4,04   -0,38%
  • LQ45 795   -5,29   -0,66%
  • ISSI 252   0,56   0,22%
  • IDX30 411   -3,03   -0,73%
  • IDXHIDIV20 472   -7,09   -1,48%
  • IDX80 118   -0,54   -0,46%
  • IDXV30 121   -0,69   -0,57%
  • IDXQ30 131   -1,32   -1,00%

Menakar Dampak Konflik Thailand-Kamboja Terhadap Perekonomian Indonesia


Jumat, 25 Juli 2025 / 15:08 WIB
Menakar Dampak Konflik Thailand-Kamboja Terhadap Perekonomian Indonesia
ILUSTRASI. Para prajurit memberi hormat saat Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra mengunjungi Kompi Ranger 1202 di kota perbatasan Thailand-Kamboja di distrik Aranyaprathet, saat ia berjuang untuk mempertahankan kekuasaan setelah menuai kritik tajam atas penanganannya terhadap sengketa perbatasan dengan Kamboja, provinsi Sa Kaeo, Thailand, 26 Juni 2025. REUTERS/Athit Perawongmetha


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menilai ketegangan yang tengah terjadi antara Thailand dan Kamboja tak membawa dampak buruk terhadap perekonomian Indonesia. 

Wijayanto menjelaskan, konflik di perbatasan Thailand dan Kamboja tersebut bukan hal baru saja terjadi melainkan sudah sejak dahulu. Menurutnya, konflik ini timbul tenggelam seperti kala itu.

“Seperti di masa lalu, konflik ini akan mendingin dengan sendirinya. Ia juga tidak terjadi di daerah yg strategis, misalnya Selat Malaka. Dampak bagi ekonomi ASEAN sangat minim,” ujarnya kepada KONTAN, Jumat (25/7).

Baca Juga: Konflik Thailand-Kamboja Berdampak ke Ekonomi Indonesia? Ini Kata Airlangga

Bukan hanya di bagi ekonomi ASEAN saja, Wijayanto berpandangan, bagi perekonomian di dalam negeri juga dinilai tak memberikan efek negatif. “Saya yakin konflik tersebut tidak berdampak bagi ekonomi kita,” terangnya.

Lebih lanjut, Wijayanto menuturkan, Indonesia sebagai negara yang mewakili 40% populasi dan 40% ekonomi ASEAN, dan sebagai tempat sekretariat ASEAN berada serta salah satu founding member, Indonesia perlu mendorong keduanya menuju kedamaian.

“Indonesia perlu mendorong kedua pihak untuk menahan diri; tentunya dengan cara-cara yang tidak terkesan ikut melakukan intervensi,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Thailand dan Kamboja kembali terlibat dalam bentrokan bersenjata paling serius dalam lebih dari satu dekade, menyusul meningkatnya ketegangan di wilayah perbatasan yang disengketakan.

Baca Juga: Thailand Tolak Tawaran Mediasi untuk Selesaikan Konflik dengan Kamboja

Sedikitnya 16 orang tewas dan lebih dari 130.000 warga sipil telah dievakuasi, menjadikan konflik ini krisis kemanusiaan regional yang mengkhawatirkan.

Bentrokan meletus di sekitar wilayah sengketa yang berbatasan dengan kompleks candi kuno, dan dengan cepat menyebar ke beberapa titik lain di sepanjang perbatasan. Kedua belah pihak saling menuduh sebagai pemicu tembakan pertama.

Selanjutnya: Apa yang Terjadi pada Tubuh ketika Makan Buah Naga?

Menarik Dibaca: Apa yang Terjadi pada Tubuh ketika Makan Buah Naga?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×