Sumber: KOMPAS.com | Editor: Amal Ihsan
JAKARTA. Menteri Agama Suryadharma Ali menegaskan, tidak ada politik uang atau rekayasa dalam penetapan 1 Syawal 1434 H atau Hari Raya Idul Fitri. Penetapan Idul Fitri jatuh pada Kamis (8/7/2013), kata Suryadharma, berdasarkan metode rukyah dan hisab.
"Keputusan ini bukan keputusan monopoli menteri agama tapi keputusan kita bersama. Transparan, tidak ada rekayasa sama sekali," kata Suryadharma saat Sidang Isbat Awal Syawal 1434 H di Kementerian Agama, Rabu (7/8/2013) malam.
Hal itu dikatakan Suryadharma untuk menjawab pertanyaan salah satu perwakilan ormas Islam yang hadir. Ia meminta klarifikasi dari Menag terkait adanya tuduhan politik uang dalam sidang isbat. Ormas yang hadir dituduh menerima uang.
Suryadharma mengatakan hal itu merupakan fitnah. Menurutnya, dirinya tidak mungkin mengatur semua ulama yang hadir. Ada 35 ormas Islam yang diundang. Namun, tidak semuanya hadir seperti PP Muhammadiyah.
Suryadharma lalu menyinggung pernyataan Ketua Umum PP Muhamadiyah Din Syamsuddin bahwa sidang isbat penetapan awal Ramadhan menghabiskan dana hingga Rp 9 miliar. "Pernyataan itu," kata dia, tidak benar.
Seperti diberitakan, pemerintah menetapkan 1 Syawal jatuh pada Kamis besok atau sama seperti keputusan Muhammadiyah. Keputusan itu diambil berdasarkan hasil observasi hilal dengan metode rukyat dan metode hisab. Ada 60 titik rukyat yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dilaporkan, beberapa lokasi rukyat terlihat hilal, diantaranya di Fakfak Papua, Makassar Sulawesi Selatan, Gresik Jawa Timur, dan Pantai Alam Indah Jawa Tengah.
Adapun berdasarkan metode hisab yang dipaparkan dalam pertemuan di Kepulauan Riau pada Juni 2013 ,awal Syawal 1434 H diputuskan jatuh pada Kamis besok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News