Reporter: Noverius Laoli | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Menteri Agama Suryadharma Ali mengklaim telah menemukan titik terang untuk rekonsiliasi antara kaum muslim penganut Sunni dan Syiah di Madura.
Saat ini, kedua belah pihak tengah melakukan dialog secara intensif, dan ada keinginan kuat untuk kembali hidup berdampingan karena ada ikatan darah di antara mereka. Suryadharma menyampaikan hal itu ketika ditemui di Kantor Presiden, Senin (29/7).
"Alhamdulillah, ada titik terang. Musyawarah kedua belah pihak, antara ulama Madura dengan kelompok Tajul, terus melakukan dialog secara intensif dalam waktu yang terus-menerus," tutur Suryadharama.
Ia mengatakan, dalam dialog, ada keinginan kedua belah pihak hidup berdampingan dengan damai kembali. Keinginan secara khusus muncul dari pihak ulama yang telah terlibat dalam rekonsiliasi.
Sebab di antara penganut Sunni dan Syiah di sana memiliki hubungan yang kuat seperti persaudaraan dan hubungan tetangga yang berlangsung sejak lama.
Proses untuk bisa hidup berdampingan dengan damai itu, lanjut Suryadharma, tengah dirumuskan dan diciptakan lagi dalam dialog tersebut.
Saat ini, sedang ada persamaan persepsi di antara dua kelompok. "Jadi kelompok Tajul diberikan pencerahan terlebih dahulu, dengan demikian setelah itu, mereka bisa kembali ke Sampang, bisa bersama-sama hidup kembali, meskipun dilakukan secara bertahap," tambahnya.
Dalam dialog yang difasilitasi pemerintah pusat itu, Politisi PPP ini bilang, ada pemberian pemahaman ajaran. Ambil contoh, kalau kelompok Tajul menghina, maka hinaan itu jangan dianggap sebagai perseteruan antara Syiah dan Sunni.
Jadi kedua kelompok diberi pemahaman untuk tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak tertentu yang akhirnya menyebabkan konflik antar dua kelompok. Sebaliknya mereka harus berkomitmen untuk menjaga silaturahmi dan kedamaian di antara kedua kelompok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News