Reporter: Noverius Laoli | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pemerintah menilai, pengembangan industri perikanan budidaya bisa menjadi pendorong kesehateraan masyarakat. Karena itu, industri ini harus dikembangkan secara berkualitas.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto menilai, saat ini perikanan budidaya harus menuju ke arah yang mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan. Dengan begitu hasil perikanan lokal bisa bersaing di dalam negeri maupun pasar ekspor, sembari tetap memperhatikan lingkungan.
Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan hal tersebut yaitu aspek teknologi produksi, aspek sosial dan ekonomi serta aspek sumberdaya alam dan lingkungan.
Ketiga aspek ini harus diperhatkan secara keseluruhan karena berhubungan satu dengan yang lain. "Kita harus munculkan teknologi yang ramah lingkungan dengan meningkatkan efisiensi dalam usaha budidaya dengan orientasi pada peningkatan produksi," kata Slamet, Kamis (26/2).
Kemudian dari peningkatan efisiensi tersebut akan memunculkan keuntungan sosial dan ekonomi dalam arti, mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pembudidaya dan mengikutsertakan masyarakat di sekitarnya.
Yang perlu juga diperhatikan dalam usaha budidaya adalah keberlanjutan usaha yaitu ramah lingkungan, sehingga usaha budidaya dapat dilakukan secara berlanjut dan memperhatikan lingkungan.
Data BPS tentang Hasil Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian (SPP) menyebutkan bahwa usaha budidaya menempati empat besar dengan pendapatan tertinggi. Misalnya, pendapatan dari Budidaya Ikan Hias sebesar Rp 50 juta per tahun, Budidaya Ikan di perairan umum sebesar Rp 34,8 juta per tahun, Budidaya Ikan di Tambak atau Air Payau sebesar Rp 31,3 juta per tahun dan terakhir adalah Budidaya Ikan Kolam Air Tawar sebesar Rp 29,3 juta per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News