kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.672.000   -6.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.585   -130,00   -0,79%
  • IDX 6.271   -214,85   -3,31%
  • KOMPAS100 907   -39,76   -4,20%
  • LQ45 704   -27,76   -3,80%
  • ISSI 197   -7,32   -3,58%
  • IDX30 365   -13,68   -3,62%
  • IDXHIDIV20 445   -14,85   -3,23%
  • IDX80 103   -4,03   -3,77%
  • IDXV30 108   -4,81   -4,27%
  • IDXQ30 120   -4,00   -3,23%

Membangun perikanan budidaya mandiri berkualitas


Kamis, 26 Februari 2015 / 15:51 WIB
Membangun perikanan budidaya mandiri berkualitas
ILUSTRASI. Workshop Allianz seputar biaya kesehatan yang naik pada Rabu (13/9)


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pemerintah menilai, pengembangan industri perikanan budidaya bisa menjadi pendorong kesehateraan masyarakat. Karena itu, industri ini harus dikembangkan secara berkualitas.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto menilai, saat ini perikanan budidaya harus menuju ke arah yang mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan. Dengan begitu hasil perikanan lokal bisa bersaing di dalam negeri maupun pasar ekspor, sembari tetap memperhatikan lingkungan. 

Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan hal tersebut yaitu aspek teknologi produksi, aspek sosial dan ekonomi serta aspek sumberdaya alam dan lingkungan. 

Ketiga aspek ini harus diperhatkan secara keseluruhan karena berhubungan satu dengan yang lain. "Kita harus munculkan teknologi yang ramah lingkungan dengan meningkatkan efisiensi dalam usaha budidaya dengan orientasi pada peningkatan produksi," kata Slamet, Kamis (26/2). 

Kemudian dari peningkatan efisiensi tersebut akan memunculkan keuntungan sosial dan ekonomi dalam arti, mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pembudidaya dan mengikutsertakan masyarakat di sekitarnya. 

Yang perlu juga diperhatikan dalam usaha budidaya adalah keberlanjutan usaha yaitu ramah lingkungan, sehingga usaha budidaya dapat dilakukan secara berlanjut dan memperhatikan lingkungan.

Data BPS tentang Hasil Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian (SPP) menyebutkan bahwa usaha budidaya menempati empat besar dengan pendapatan tertinggi. Misalnya, pendapatan dari Budidaya Ikan Hias sebesar Rp 50 juta per tahun, Budidaya Ikan di perairan umum  sebesar Rp 34,8 juta per tahun, Budidaya Ikan di Tambak atau Air Payau sebesar Rp 31,3 juta per tahun dan terakhir adalah Budidaya Ikan Kolam Air Tawar sebesar Rp 29,3 juta per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×