kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meleset dari Target, Realisasi Program Pembagian Rice Cooker Gratis Hanya 68,5%


Senin, 25 Maret 2024 / 18:30 WIB
Meleset dari Target, Realisasi Program Pembagian Rice Cooker Gratis Hanya 68,5%
ILUSTRASI. Realisasi pembagian rice cooker gratis mencapai 342.621 rumah tangga atau 68,5% meleset dari target. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/08/01/2024


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi program Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik (AML) atau pembagian rice cooker gratis mencapai 342.621 rumah tangga atau 68,5% meleset dari target penerima 500.000 rumah tangga.

Progam penyediaan AML ini merupakan inisiatif dari Pemerintah yang diberikan kepada rumah tangga yang memenuhi kriteria tertentu dengan tujuan menjamin akses energi bersih dan mengurangi impor gas LPG.

Direktur Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P Hutajulu mengatakan, dari target penyaluran untuk 500.000 rumah tangga, realisasi program rice cooker gratis hingga Desember 2023 mencapai 342,621 rumah tangga atau 68,5% dari target. 

"Total anggaran AML Rp 176 miliar dari pagu awal Rp 322 miliar, sisanya Rp 146 ,44 miliar menjadi sisa lebih pembiayaan anggaran," kata Jisman dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, Senin (25/3). 

Baca Juga: Program Bagi-Bagi Rice Cooker Sudah Tersalur 68,5%

Jisman menjelaskan, untuk sisa anggaran disebabkan jumlah pengadaan AML lebih sedikit dibandingkan target (342.621 unit dari target 500.000 unit), serta nilai kontrak harga satuan rata-rata AML dan biaya pengiriman lebih rendah dari RAB.

Ia menjelaskan, Rice cooker disalurkan ke 36 provinsi, 325 kabupaten/kota, 2.460 kecamata, dan 12.961 desa/kelurahan. 

"Alokasi di Pulau Jawa lebih dari 56%, hal ini sejalan dengan kondisi sistem Jawa Bali yang surplus kelistrikan," ujar Jisman.

Realisasi yang meleset dari ini menurut Jisman lantaran program AML merupakan program yang pertama kali dilakukan oleh Kementerian ESDM sehingga perlu persiapan yang lebih panjang. 

Adapun, pengadaan dilakukan melalui e-purchasing melalui e-katalog. Ada 5 merek rice cooker yang memenuhi persyaratan produk dan TKDN, antara lain Cosmos, Miyako, Maspion, Sanken dan Sekai yang disediakan oleh 6 perusahaan yang berkontrak.

Jisman memaparkan, harga rice cooker bervariasi mulai dari Rp 249.000 sampai Rp 530.000 per unit. Realisasi kontrak rata-rata sebesar Rp 375.815 per unit. Distribusi melalui PT Pos untuk 36 Provinsi, penawaran ongkos kirim PT Pos sebesar Rp 133.178 per unit.

Berikut daftar harga dan jumlah unit untuk 5 merek rice cooker:

1. Cosmos Rp 360.500 per unit, jumlah pengadaan 155.589 unit (45,4%)

2. Realisasi ongkos kirim rata-rata sebesar Rp133.178

2. Miyako: Rp 370.075 per unit, jumlah pengadaan 103.358 unit (30,1%)

3. Sanken: Rp 530.000 per unit, jumlah pengadaan 37.864 unit (11,1%)

4. Sekai: Rp 249.500 per unit, jumlah pengadaan 29.811 unit (8,7%)

5. Maspion: Rp 369.000 per unit, jumlah pengadaan 15.999 unit (4,7%).

Baca Juga: Ini 5 Merek dan Jenis Rice Cooker yang Dibagi-bagi Pemerintah secara Gratis

Sementara itu, menanggapi program rice cooker yang meleset dari target pada 2023, Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Partai Demokrat Muhammad Nasir dalam Rapat Dengar Pendapat mengatakan bahwa proyek rice cooker gratis sebagai proyek yang gagal lantaran manajemen di Kementerian ESDM tidak siap dan tidak bertanggung jawab terhadap regulasi dari yang sudah ada di anggaran.

"Jadi menurut saya ini proyek abal-abal tidak jelas. Anggarannya ada, sasarannya ada, tapi regulasi dan administrasinya bodong. Uangnya dikeluarkan tapi pihak penanggung jawab penyalurannya tidak ada," kata Nasir.

Anggota Komisi VII DPR Fraksi PKS, Mulyanto meminta agar Kementerian ESDM melanjutkan program rice cooker gratis ke masyarakat di tahun ini lantaran masih ada anggaran sisa Rp 146 miliar untuk program ini di tahun 2023.

"Sisa anggaran sebesar Rp 146 miliar ini kami minta agar dapat diluncurkan kembali untuk me-recovery yang tidak menerima," ujar Mulyatno.

Secara terpisah, Presiden Direktur PT Star Cosmos (Cosmos), Dharma Surjaputra mengatakan, Cosmos akan mendukung kelanjutan dari program pemerintah.

"Semoga diberikan kejelasan saja sehingga lebih smooth ke depannya," kata Dharma kepada KONTAN, Senin (25/3). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×