kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.849   63,00   0,40%
  • IDX 7.166   4,91   0,07%
  • KOMPAS100 1.097   2,74   0,25%
  • LQ45 872   0,48   0,05%
  • ISSI 217   0,89   0,41%
  • IDX30 446   -0,20   -0,04%
  • IDXHIDIV20 539   -0,83   -0,15%
  • IDX80 126   0,32   0,25%
  • IDXV30 135   -0,27   -0,20%
  • IDXQ30 149   -0,28   -0,19%

Melambatnya Sektor Manufaktur Berimbas pada Penerimaan Pajak, Begini Kata Pengamat


Minggu, 28 Mei 2023 / 22:19 WIB
Melambatnya Sektor Manufaktur Berimbas pada Penerimaan Pajak, Begini Kata Pengamat
ILUSTRASI. Lambatnya Sektor Manufaktur Indonesia Berimbas Pada Penerimaan Pajak, Begini Tanggapan Ekonom. KONTAN/BAihaki/26/3/2019


Reporter: Maria Gelvina Maysha | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setoran pajak dari industri manufaktur menopang kinerja penerimaan pajak di Indonesia sebesar 27,4% dan tahun ini berhasil tumbuh 9,5%. Namun, pertumbuhan tersebut mengalami pelambatan dibandingkan dengan tahun lalu di  periode yang sama seiring dengan melambatnya sektor manufaktur.

Terkait perlambatan pertumbuhan sektor manufaktur yang berdampak pada perlambatan kinerja pajak, Ekonom Universitas Indonesia Berly Martawardaya menyebut perlu waktu untuk mendongkrak sektor ini.

Untuk proyeksi pertumbuhan sektor ini ke depan, Berly bilang sangat sulit untuk berharap adanya pertumbuhan dalam 2 tahun ke depan, yakni pada tahun 2025. Ia memperkirakan pertumbuhan akan terjadi paling cepat setidaknya pada 2026.

Baca Juga: Setoran Pajak Industri Pengolahan Melambat, Ekonom: Ada Tekanan di Sektor Manufaktur

“Jadi ini perlu waktu. Kalau melihat polanya akan menunggu hasil pilpres,” ujar Berly kepada Kontan, Minggu (28/5).

Ia menyebut demikian karena biasanya untuk menarik sebuah kebijakan besar itu perlu melihat siapa presiden dan arah kebijakannya.

Adapun, untuk meningkatkan sektor manufaktur ini, Berly mengimbau agar pemerintah berusaha meningkatkan segi kesehatan masyarakat, infrastruktur, dan skill Sumber Daya Manusia (SDM). Ia menyebut dari indeks atau kajian Forum Ekonomi Dunia, SDM kita masih dianggap rendah.

“Orang mau investasi di Thailand atau Singapura. Gaji pekerja di sana memang mahal, tetapi skill mereka tinggi,” tandas dia.

Selain itu, satu lagi masalah besar yang mesti dibenahi adalah korupsi karena ini membuat investor enggan untuk berinvestasi di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×