CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.894   -34,00   -0,21%
  • IDX 7.138   -76,51   -1,06%
  • KOMPAS100 1.092   -10,91   -0,99%
  • LQ45 870   -5,37   -0,61%
  • ISSI 215   -3,30   -1,51%
  • IDX30 446   -1,89   -0,42%
  • IDXHIDIV20 539   -0,16   -0,03%
  • IDX80 125   -1,20   -0,95%
  • IDXV30 135   -0,37   -0,27%
  • IDXQ30 149   -0,41   -0,27%

MEA, sektor tenaga kerja Indonesia masih banyak PR


Rabu, 30 April 2014 / 19:47 WIB
MEA, sektor tenaga kerja Indonesia masih banyak PR
ILUSTRASI. Promo KFC terbaru 1-31 Desember 2022 beli ayam dapat gratis 1 minuman kopi di Paket Kombo Coffee Nescafe (dok/KFC)


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan dimulai pada tahun 2015 mendatang. Namun, pembangunan ketenagakerjaan di Indonesia dinilai masih sangat rendah.

"Yang pasti, kondisi ini mengharuskan kita untuk mencari suatu pemecahan yang tidak lagi bersifat normatif, tapi ke arah terobosan agar tenaga kerja sebagai aset bangsa tidak justru menjadu beban di kemudian hari bagi pembangunan," kata Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Pemberdayaan Tenaga Kerja, Frans Go di Kantor Kementerian Perindustrian, Rabu (30/4/2014).

Menurut Frans, sektor tenaga kerja di Indonesia masih menghadapi permasalahan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Permasalaha pertama adalah kesempatan kerja yang terbatas. Ini karena pertumbuhan ekonomi belum mampu menyerap angkatan kerja yang masuk ke dalam pasar kerja dan jumlah penganggur yang telah ada.

"Kedua, rendahnya kualitas angkatan kerja. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) Agustus 2013, rendahnya kualitas angkatan kerja terindikasi dari perkiraan komposisi angkatan kerja yang sebagian besar berpendidikan SD ke bawah yang masih mencapai 52 juta orang atau 46,95 persen," papar Frans.

Permasalahan ketiga adalah masih tingginya tingkat pengangguran. BPS melaporkan tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Agustus 2013 mencapai 6,25 persen atau naik dibandingkan Februari 2013 yang tercatat 5,92 persen dan Agustus 2012 6,14 persen.

"Masalah lain yang terjadi pada sektor ketenagakerjaan antara lain kenaikan upah yang signifikan dalam konteks UMR (Upah Minimum Regional), isu pekerjaan yang bersifat outsourcing (alih daya), hingga isu pengangguran," jelas Frans. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×