Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, rentetan gempa destruktif di wilayah Indonesia akhir-akhir ini adalah akibat sesar aktif.
Sebut saja, gempa yang mengguncang Lombok sepanjang Juli hingga AgustusĀ 2019. Lalu, gempa di Ambon pada 26 September 2019 dan masih berlangsung hingga sekarang yang juga bersifat destruktif.
"Ini memberi pelajaran kepada semua masyarakat Indonesia supaya menyadari pentingnya membangun bangunan tahan gempa," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam siaran pers, Kamis (31/10).
Baca Juga: BMKG: Puncak musim hujan Januari-Februari, waspadai cuaca ekstrem November-Desember
Sebab, Dwikorita menegaskan, gempa tidak membunuh tetapi bangunan tembok lemah struktur yang roboh saat terjadi lindu lah yang menyebabkan korban luka dan meninggal.
Menurut Dwikorita, wilayah Indonesia memiliki lebih dari 13 segmentasi zona megathrust dan lebih dari 295 segmentasi sesar aktif. Untuk itu, perlu memiliki kesiagaan yang tinggi dan persiapan terhadap ancaman gempa.
Khususnya, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan terhadap sesar aktif. "Sumber gempa sesar aktif adalah potensi ancaman bagi kita, karena lokasinya yang berada di daratan berdekatan dengan tempat kita tinggal," imbuh dia.
Baca Juga: BMKG: Musim hujan di Jakarta dan sekitarnya mulai November
Terkait aktivitas gempa selama Oktober lalu, berikut daftar zona potensi aktif gempa di wilayah Indonesia untuk menjadi kewaspadaan kita bersama:
- Mentawai-Nias
- Bengkulu
- Selatan Jawa
- Bali, Lombok, Sumba
- Ambon-Seram
- Laut Maluku
- Mamberamo, Papua
"Kita semua sepatutnya perlu memiliki sikap waspada terhadap jalur sesar aktif," pesan Dwikorita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News