Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terhitung sejak virus corona merebak di kota Wuhan, China pada akhir tahun 2019, hingga saat ini Indonesia masih negatif dari Novel coronavirus atau Covid-19. Tetapi hal ini justru menimbulkan beragam isu dan pertanyaan di masyarakat. Terutama mengenai apakah peralatan medis di Indonesia sendiri mampu dalam mendeteksi keberadaan virus ini?
"Kemampuan deteksi itu kita sudah ada, sudah dari bulan Januari digunakan," tegas Prof Herawati Supolo Sudoyo, Deputi Fundamental Eijkman Institute, dalam acara Menyikapi Virus Corona 2019-nCoV : Dari Lembaga Eijkman untuk Indonesia, Jakarta, Rabu (12/2/2020).
Cara mendeteksi Covid-19 yang dilakukan di laboratorium Indonesia sudah sesuai dengan standar prosedur dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sampel darah dari pasien terduga terinfeksi virus corona ini akan diambil petugas medis untuk dites di laboratorium.
Baca Juga: Gandeng Eijkman, Bio Farma Berniat Kembangkan Vaksin Penangkal Corona
Kata Herawati, selama ini Indonesia telah melakukan tes laboratorium yang membutuhkan waktu setidaknya dua hari atau lebih. Langkah pengujian atau deteksi tersebut sudah dilakukan Indonesia sejak tahun 2015, khususnya di Lembaga Eijkman sendiri.
Kit baru untuk mempercepat tes Covid-19
Diakui dia, perihal adanya kit yang baru dan ditunggu kedatangannya di Indonesia, sempat menjadi isu yang keliru paham oleh masyarakat. "Yang disebut kit baru itu, biar kita dapat hasil tes deteksinya cepat, jadi kita tidak lagi butuh waktu lama deteksi Covid-19 ini. Kit baru itulah yang disalah artikan kita tidak punya kemampuan," kata dia.
Baca Juga: Presiden China: Kami bisa meminimalkan dampak wabah virus corona
Kit deteksi baru dalam menangani kasus Covid-19 ini bertujuan agar petugas medis dapat langsung mendeteksi bahkan dalam hitungan jam dalam sehari. Oleh sebab itu, kata dia, yang diinginkan oleh banyak pihak yakni terkait dengan beragam indikasi dari penyebaran Covid-19 dan isu yang beredar di masyarakat adalah kolaborasi antar elemen disiplin ilmu dan lembaga.
Baca Juga: Jadi pusat virus corona, Vietnam isolasi satu desa berpenduduk 10.000 jiwa
Untuk mengantisipasi gagalnya komunikasi risiko bencana dari Covid-19 adalah dengan bersatu dalam mendeteksi Covid-19 itu sendiri. Selain itu, kata Herawati, upaya tersebut dilakukan agar masyarakat memahami risiko dari Covid-19 ini jika sampai mewabah di negara sendiri.
Baca Juga: Berita duka, Jepang laporkan kematian pertama pasien virus corona
"Kalau ada yang bertanya Indonesia mampu atau tidak (deteksi virus corona Covid-19)? Indonesia mampu," sambung Herawati.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Indonesia Masih Negatif Virus Corona, Benarkah Tak Mampu Deteksi?"
Penulis : Ellyvon Pranita
Editor : Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News