kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Masih isu, rokok sudah beri inflasi September


Senin, 03 Oktober 2016 / 14:18 WIB
Masih isu, rokok sudah beri inflasi September


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Isu kenaikan harga rokok yang bergulir sejak bulan Agustus lalu ternyata berdampak terhadap inflasi September 2016. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, selama September 2016, harga rokok mengalami inflasi sebesar 1%.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, rokok menjadi salah satu penyebab inflasi bulan lalu. Sementara itu, kenaikan harga pada rokok filter dan rokok putih masing-masing memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,02% dan 0,01% dan total bobot 3,52%.

"Belum terjadi kenaikan harga rokok, tetapi lebih kepada isu yang bergulir kemarin. Itu menjadikan pegadang aceran menaikkan (harga)," kata Suhariyanto, Senin (3/10).

Pemerintah baru mengumumkan kenaikan tarif cukai tembakau rata-rata sebesar 10,54% yang berlaku 1 Januari 2017 mendatang. Dengan begitu, akan terjadi juga kenaikan harga jual eceran (HJE) rokok dengan rata-rata 12,26%.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, biasanya dengan adanya kenaikan tarif cukai, penjual tidak langsung menaikkan HJE sekaligus. Besaran kenaikan tersebut lanjut dia, biasanya didistribusikan ke beberapa bulan agar konsumen tidak merasakan dampak besar dari kenaikan harga tersebut.

Sayangnya, pihaknya belum menghitung dampak kenaikan cukai tersebut terhadap inflasi nasional di tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×