Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
Dihubungi terpisah, Guru Besar Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany mengamini, pembelajaran tatap muka masih memiliki risiko penularan covid-19 yang tinggi. Disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan harus diterapkan secara konsisten.
Namun yang menjadi tantangan, bagaimana memastikan anak-anak usia dini seperti TK atau SD bisa benar-benar menaati protokol kesehatan saat sekolah berlangsung. Padahal, penyebaran virus bisa kapan saja, termasuk saat anak sedang mengobrol, makan atau bermain.
"Oleh karena itu, persyaratan sekolah aman, hanya bisa dipenuhi oleh guru dan murid yang bisa diajak berdisiplin. Kalau siswa SMA atau SMK, dan perguruan tinggi, Insha Allah bisa," sebut Thabrany.
Baca Juga: Sekolah tatap muka, wajib memberikan perlindungan berlapis untuk anak-anak
Vaksinasi terhadap tenaga pendidikan, hingga ke masyarakat luas termasuk anak-anak sekolah juga harus diperhatikan. Thabrany berpesan, jangan sampai di tengah vaksinasi yang belum merata, kurva penularan covid-19 yang mulai melandai malah kembali menanjak dan masuk ke gelombang berikutnya.
"Apalagi (virus) bisa bermutasi. Jadi harus dijaga itu (protokol kesehatan). Kalau itu bisa diyakinkan, maka silakan (pembelajaran tatap muka). Harus disiplin prokes, itu syarat utama dibukanya sekolah," pungkas Thabrany.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News