kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.922   8,00   0,05%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Marzuki: Koruptor di Demokrat kader pendatang baru


Senin, 13 Januari 2014 / 15:10 WIB
Marzuki: Koruptor di Demokrat kader pendatang baru
ILUSTRASI. PT Bank Syariah Indonesia Tbk & PT ASDP Indonesia Ferry & didukung Laznas BSMU menyediakan Mobil Mushola


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkan melorotnya suara Partai Demokrat karena oknum kader partai yang terlibat kasus korupsi.

Namun, kata Marzuki, tindakan itu dilakukan oleh para kader "pendatang baru", yang bergabung setelah Demokrat dideklarasikan berdiri tahun 2001.

"Mereka yang bermasalah ini kan aslinya bukan dari Partai Demokrat. Mereka datang sudah di tengah. Saya tahun 2003 dan Pak SBY yang dari awal tahun 2001," ujar Marzuki, di Kompleks Parlemen, Senin (13/1/2014).

Marzuki mencontohkan, Anas Urbaningrum baru bergabung setelah Pemilu 2004, saat masih menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU). Demikian pula dengan Andi Alfian Mallarangeng, Muhammad Nazaruddin, dan Angelina Sondakh.

"Rata-rata mereka orang datang di tengah yang bawa banyak kasus," ujarnya.

Meski demikian, Mazuki menyatakan, partainya siap menerima kenyataanya citra Partai Demokrat terus tergerus oleh kasus-kasus korupsi. Ia mengungkapkan, Demokrat tidak boleh menolak takdir, namun tetap harus berusaha memperbaiki diri.

"Demokrat ada salah, kami minta maaf karena ada kader kami yang bermasalah. Kami sudah membayarnya dengan memecat orang-orang itu," kata peserta konvensi calon Presiden Partai Demokrat itu.

Suara terus melorot

Tiga kali survei Libang Kompas ada Desember 2012, Juni 2013, dan Desember 2013, menunjukkan elektabilitas Partai Demokrat terus turun. Pada survei pertama, elektabilitas Demokrat mencapai 11,1 persen. Angka ini turun 1 persen menjadi 10,1 persen pada periode kedua dengan rilis hasil pada 2013, setelah melewati momentum penetapan tersangka di Komisi Pemberantasan Korupsi atas mantan ketua umum partai, Anas Urbaningrum.

Periode ketiga, saat konvensi untuk mencari kandidat calon presiden untuk diusung Partai Demokrat sudah bergulir, perolehan dukungan suara partai tak juga tertolong. Survei ketiga justru mendapatkan kembali melorotnya dukungan untuk Partai Demokrat, menjadi 7,2 persen saja.

Capaian ini bahkan lebih rendah dari perolehan suara mereka pada Pemilu 2004 yang tercatat 7,45 persen. Pemilu 2004 adalah pemunculan pertama kali Partai Demokrat dalam pesta demokrasi di Indonesia. (Sabrina Asril)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×