kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ma’ruf Amin: Minimnya sanitasi dan air bersih jadi pemicu masalah kesehatan


Senin, 02 Desember 2019 / 18:57 WIB
Ma’ruf Amin: Minimnya sanitasi dan air bersih jadi pemicu masalah kesehatan
Wakil Presiden Ma'ruf Amin bersama Menteri PPN/Kelapa Bappenas Suharso Monoarfa saat konferensi sanitasi dan air minum nasional 2019, Senin (2/12).


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Presiden Ma’ruf Amin menilai, minimnya sanitasi dan air bersih merupakan awal dari munculnya persoalan kesehatan di Indonesia seperti stunting hingga kematian ibu dan anak. 

Dia menyebut,  stunting menjadi salah satu persoalan prioritas yang harus di tangani pemerintah. Pasalnya, prevelensi stunting di Indonesia saat ini masih tinggi. 

“Prevalensi stunting walaupun sudah turun selama pemerintahan Presiden Jokowi periode pertama dari 37,2% pada tahun 2013 menjadi 27,7% pada tahun 2019, namun masih sangat jauh dari yang kita harapkan. Sasaran kita dalam RPJM adalah menjadi 19% pada tahun 2024,” kata Ma’ruf dalam sambutannya pada acara Pembukaan Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional 2019, Senin (2/12).

Baca Juga: Bappenas: Butuh Rp 404 triliun untuk capai target sanitasi&air minum layak pada 2024

Upaya penurunan prevalensi stunting sangat terkait dengan tersedianya sanitasi dan air bersih yang memadai. Sanitasi yang baik mengurangi banyak penyakit. Baik bagi ibu yang sedang hamil, maupun bayi serta anak balita.

Tidak adanya ketersediaan air bersih juga menyebabkan persoalan serius lainnya seperti angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan di Indonesia masih berkisar 305 per 100.000 kelahiran hidup, jauh tertinggal dibandingkan dengan negara ASEAN lain yang berkisar antara 40-60 per 100.000 kelahiran hidup.

Ma’ruf menyebutkan, beberapa perilaku seperti tidak mencuci tangan karena minimnya ketersediaan air bersih saat penanganan persalinan dan paska melahirkan, sampai saat ini masih menjadi penyebab tingginya angka kematian ibu di Indonesia.

Buruknya sanitasi dan ketersediaan air bersih juga berkontribusi pada berbagai infeksi yang menyebabkan tingginya kematian bayi di Indonesia. Angka Kematian Bayi (AKB) kurang dari satu tahun di Indonesia adalah 24 per 1.000 kelahiran, jauh di atas angka di Malaysia sebesar 6,7 per 1.000 kelahiran, dan di Thailand 7,8 per 1.000 kelahiran.

Ma’ruf mengharapkan agar Bappenas merumuskan jalan keluar yang konkrit, lengkap dengan rencana, aksi serta target yang jelas untuk menuntaskan persoalan sanitasi dan air minum yang aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×