kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ma’ruf Amin: Minimnya sanitasi dan air bersih jadi pemicu masalah kesehatan


Senin, 02 Desember 2019 / 18:57 WIB
Ma’ruf Amin: Minimnya sanitasi dan air bersih jadi pemicu masalah kesehatan
Wakil Presiden Ma'ruf Amin bersama Menteri PPN/Kelapa Bappenas Suharso Monoarfa saat konferensi sanitasi dan air minum nasional 2019, Senin (2/12).


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Presiden Ma’ruf Amin menilai, minimnya sanitasi dan air bersih merupakan awal dari munculnya persoalan kesehatan di Indonesia seperti stunting hingga kematian ibu dan anak. 

Dia menyebut,  stunting menjadi salah satu persoalan prioritas yang harus di tangani pemerintah. Pasalnya, prevelensi stunting di Indonesia saat ini masih tinggi. 

“Prevalensi stunting walaupun sudah turun selama pemerintahan Presiden Jokowi periode pertama dari 37,2% pada tahun 2013 menjadi 27,7% pada tahun 2019, namun masih sangat jauh dari yang kita harapkan. Sasaran kita dalam RPJM adalah menjadi 19% pada tahun 2024,” kata Ma’ruf dalam sambutannya pada acara Pembukaan Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional 2019, Senin (2/12).

Baca Juga: Bappenas: Butuh Rp 404 triliun untuk capai target sanitasi&air minum layak pada 2024

Upaya penurunan prevalensi stunting sangat terkait dengan tersedianya sanitasi dan air bersih yang memadai. Sanitasi yang baik mengurangi banyak penyakit. Baik bagi ibu yang sedang hamil, maupun bayi serta anak balita.

Tidak adanya ketersediaan air bersih juga menyebabkan persoalan serius lainnya seperti angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan di Indonesia masih berkisar 305 per 100.000 kelahiran hidup, jauh tertinggal dibandingkan dengan negara ASEAN lain yang berkisar antara 40-60 per 100.000 kelahiran hidup.

Ma’ruf menyebutkan, beberapa perilaku seperti tidak mencuci tangan karena minimnya ketersediaan air bersih saat penanganan persalinan dan paska melahirkan, sampai saat ini masih menjadi penyebab tingginya angka kematian ibu di Indonesia.

Buruknya sanitasi dan ketersediaan air bersih juga berkontribusi pada berbagai infeksi yang menyebabkan tingginya kematian bayi di Indonesia. Angka Kematian Bayi (AKB) kurang dari satu tahun di Indonesia adalah 24 per 1.000 kelahiran, jauh di atas angka di Malaysia sebesar 6,7 per 1.000 kelahiran, dan di Thailand 7,8 per 1.000 kelahiran.

Ma’ruf mengharapkan agar Bappenas merumuskan jalan keluar yang konkrit, lengkap dengan rencana, aksi serta target yang jelas untuk menuntaskan persoalan sanitasi dan air minum yang aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×