Reporter: Amal Ihsan Hadian | Editor: Amal Ihsan
JAKARTA. Satu lagi ekonom perempuan yang dicalonkan sebagai lembaga ekonomi dunia. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu masuk sebagai calon Direktur Jenderal World Trade Organization (WTO). Untuk menggalang dukungan dari anggota lainnya, Mari pun mengunjung beberapa negara anggota WTO.
Dari siaran pers Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) hari ini (25/2) terungkap, dalam beberapa pekan terakhir, Mari telah melakukan serangkaian kegiatan terkait pencalonannya sebagai Dirjen WTO. Selain menyampaikan visi dan misinya pada kesempatan pertemuan General Council di Jenewa beberapa waktu lalu, Mari juga telah bertemu dengan perwakilan WTO dari sejumlah negara dan mengunjungi beberapa negara seperti Amerika Serikat, China, dan Belgia.
Terakhir, Doktor Ekonomi dari University of California at Davis itu juga mengunjungi Rusia, Prancis, dan Polandia. Dalam kunjungannya ke Moskow, Rusia, Mari bertemu dengan Deputi Menteri Luar Negeri Rusia Ivanovich Denisov. juga bertemu dengan sejumlah tokoh penting diantaranya Dr Victor Sumsky dari MGIMO dan Dr Yaroslav Lisovolik.
Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas pentingnya peran perdagangan bagi pertumbuhan perekonomian dan penyediaan lapangan kerja. Pertemuan juga membahas masa depan sistem perdagangan multilateral di bawah WTO, yang masa tugas Direktur Jenderalnya akan berakhir pada 31 Agustus 2013.
Sementara di Paris, Prancis, Mari bertemu dengan Menteri Perdagangan Internasional Nicole Bricq, Menteri Kesenian, Perdagangan dan Pariwisata Mme Sylvia Pinel, dan Sekretaris Jendral Kementerian Luar Negeri Pierre Sellal. Dalam pertemuan itu, muncul kesamaan pandangan akan pentingnya memiliki komitmen terhadap sistem perdagangan bebas di tingkat global yang menjadi tujuan dibentuknya WTO.
Mari Pangestu yang menjabat Menteri Perdagangan RI pada Oktober 2004-Oktober 2011 meyakini bahwa sistem perdagangan multilateral adalah solusi terhadap masalah perekonomian global. "Banyak persoalan perdagangan yang hanya bisa diselesaikan secara multilateral. Sistem perdagangan multilateral menjamin kepastian dan transparansi," ujarnya.
Sementara itu, di Warsawa, Polandia, Mari bertemu dengan Menteri Lingkungan Hidup, Marcin Koralec yang mewakili Menteri Perekonomian, Janusz Piechocinski and Sekretaris Negara Kementerian Luar Negeri, Jerzy Pomianowski . Dalam pertemuan itu, mereka membahas upaya meningkatkan perdagangan, investasi dan gerakan dari rakyat untuk rakyat kedua negara. Ini semakin pentingn mengingat perlambatan di Eropa.
Perlambatan ini juga berarti bahwa perdagangan tetap merupakan aspek penting untuk pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja. Memastikan kepercayaan arus perdagangan dalam sistem perdagangan multilateral sangat penting dilakukan. Perdagangan Indonesia – Polandia selama Januari-Oktober 2012 tercatat USD 417.900.000.
Ketiganya mengungkapkan pentingnya komitmen pada sistem perdagangan global berbasis peraturan, yang merupakan tujuan akhir dari WTO. Dr. Pangestu, yang menjabat sebagai Menteri Perdagangan Indonesia dari Oktober 2004 sampai Oktober 2011, yakin bahwa sistem perdagangan multilateral adalah solusi untuk banyak masalah di seluruh dunia. "Sejak pembentukannya, WTO telah membantu menghasilkan lebih banyak perdagangan, pertumbuhan, pekerjaan, dan kesempatan di dunia," kata Mari.
Selain Mari, delapan kandidat Kepala WTO yang lain adalah Alan John Kwadwo Kyerematen (mantan Menteri Perdagangan Ghana), Anabel Gonzalez (Menteri Perdagangan Luar Negeri Costa Rica), Tim Groser (Menteri Perdagangan Selandia Baru), dan duta besar Ghana Amina Mohamed.
Kandidat kuat lainnya adalah Ahmad Thougan Hindawi (mantan Menteri Industri dan Perdagangan Yordania), Hermino Blanco Mendoza (Menteri Industri dan Perdagangan Meksiko), Taeho Bark (Menteri Perdagangan Republik Korea), dan Duta Besar Brazil Roberto Carvalho de Azevedo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News