kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.444.000   1.000   0,07%
  • USD/IDR 15.340   65,00   0,42%
  • IDX 7.832   19,65   0,25%
  • KOMPAS100 1.193   8,54   0,72%
  • LQ45 967   7,57   0,79%
  • ISSI 228   1,17   0,52%
  • IDX30 493   4,42   0,90%
  • IDXHIDIV20 594   3,60   0,61%
  • IDX80 136   1,13   0,84%
  • IDXV30 139   0,76   0,55%
  • IDXQ30 165   1,38   0,84%

Manuver Kotak Kosong Tak Sehat Bagi Proses Demokrasi


Kamis, 08 Agustus 2024 / 22:54 WIB
Manuver Kotak Kosong Tak Sehat Bagi Proses Demokrasi
ILUSTRASI. Pilkada melawan kotak kosong hal biasa tapi dari sisi proses demokrasi jelas itu tidak sehat.


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manuver politik untuk menjegal Anies Baswedan pada Pilkada Jakarta 2024 semakin tampak, seiring merebaknya isu siasat koalisi partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) ingin mewujudkan seknario KIM Plus.

Dalam skenario ini, KIM berupaya memboyong partai-partai politik seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai NasDem untuk bergabung ke dalam koalisi mereka.

Apalagi PKS sempat menyatakan membuka opsi untuk meninggalkan Anies Baswedan dan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang bakal mengusung Ridwan Kamil untuk maju sebagai bakal calon gubernur pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2024.

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai KIM Plus bertujuan untuk mendominasi Pilkada Jakarta dengan mengajak partai-partai tambahan untuk menutup peluang partai lain membangun kekuatan. "Bahkan berpotensi melawan kotak kosong yang terjadi di Pilgub DKI," katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (8/8).

Baca Juga: Anies Baswedan Optimis Bisa Ikut Bertarung Dalam Pilkada Jakarta 2024

Menurut Ujang, dalam politik, calon pilkada melawan kotak kosong hal biasa tapi dari sisi proses demokrasi jelas itu tidak sehat. "Karena kotak kosong tdak bisa kampanye, tidak ada visi misi dan program kerja. Padahal masih ada tokoh-tokoh lain yang bisa dikasih ruang dan dicalonkan untuk maju di Pigub DKI," paparnya.

Yang terang, manuver ini sekaligus untuk menggagalkan peluang Anies yang sudah mendapat dukungan dari PKS dan NasDem sebelumnya. Meski kedua partai ini telah menyatakan dukungannya untuk Anies, kemungkinan bergabungnya PKS dan Nasdem ke dalam KIM Plus masih terbuka. 

Adapun sikap PKS bisa membuka opsi merapat ke KIM lantaran Anies Baswedan telah melebihi tenggat waktu untuk mengumpulkan koalisi partainya di Pilkada Jakarta. Untuk diketahui, PKS hanya memiliki 18 kursi DPRD Jakarta dan masih membutuhkan empat kursi lagi untuk pencalonan.

Baca Juga: Dampak Pilkada Dinilai Kurang Nendang Dorong Ekonomi Semester II 2024

Sebelumnya, Gerindra telah mengumumkan bahwa bakal mengusung kader Partai Golkar yakni Ridwan Kamil untuk maju di Pilkada Jakarta. PKS juga sebelumnya telah mendeklarasikan dukungan terhadap Anies yang dipasangkan dengan Sohibul Iman sebagai bakal calon wakil gubernur.

Terkini, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa dirinya terus berkomunikasi dan berkonsultasi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) guna mengumumkan pasangan calon dalam Pilkada Jakarta 2024. Pada malam ini, Prabowo menerima kunjungan Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar.

Sementara itu, mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang digadang-gadang maju dalam Pilkada Jakarta 2024, dan pengusaha sekaligus politikus Partai Golkar Jusuf Hamka, mendatangi rumah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Kamis malam ini.

Selanjutnya: Indonesia-Korsel Kerja Sama Pengembangan Teknologi Perkerasan Jalan Ramah Lingkungan

Menarik Dibaca: 7 Kebiasaan untuk Memudahkan Persalinan, Bumil Wajib Tahu!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×