kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Manfaat penyelesaian transaksi perdagangan dengan mata uang lokal (LCS)


Jumat, 06 Agustus 2021 / 20:11 WIB
Manfaat penyelesaian transaksi perdagangan dengan mata uang lokal (LCS)
ILUSTRASI. Manfaat penyelesaian transaksi perdagangan dengan mata uang lokal (LCS)


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya Bank Indonesia (BI) memasarkan kerangka penyelesaian transaksi perdagangan dan investasi dengan mata uang lokal atau local currency settlement (LCS) terlihat berbuah manis. Pasalnya, porsi transaksi LCS terhadap perdagangan terus meningkat selama ini. 

Saat ini, BI sudah menjalin kerja sama LCS dengan negara Thailand, Malaysia, Jepang, dan sedang dalam proses finalisasi dengan negara China.

Peningkatan porsi transaksi LCS terhadap perdagangan, terutama, terlihat di negara Malaysia dan negara Jepang. Sehingga, BI pun melakukan penguatan kerja sama terhadap kedua negara ini. 

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky menyambut positif adanya penggunaan mata uang lokal terhadap transaksi perdagangan. Menurutnya, ini membawa keuntungan bagi para pelaku usaha dan memberi angin segar terhadap prospek nilai tukar rupiah. 

Baca Juga: BI: Perkembangan transaksi LCS dengan Malaysia dan Jepang terus naik

“Kalau kepada eksportir dan importir, ini akan mengurangi biaya transaksi karena bisa menyelesaikan perdagangan dengan rupiah dan dengan ringgit atau yen tanpa harus menukar dulu ke dolar AS. Jadi ini bisa mengurangi dampak volatilitas dolar AS,” ujar Riefky kepada Kontan.co.id, Jumat (6/8). 

Riefky juga mengatakan skema ini meningkatkan efisiensi transaksi perdagangan, karena dengan biaya yang turun, maka margin transaksi turun, sehingga ada potensi peningkatan volume perdagangan. Meski memang tidak signifikan. 

Lebih lanjut, meski memang dalam tren yang positif, tetapi ia melihat presentasi penggunaan masih relatif terbatas. 

Ia menduga, ini tak lepas dari efek Covid-19 yang membuat volume perdagangan sedikit menurun. Selain itu, bisa jadi karena sosialisasi terkait LCS belum masif sehingga banyak pelaku perdagangan yang masih belum familiar terkait hal ini.

Untuk itu, ia mengimbau BI untuk melakukan sosialisasi yang lebih luas terhadap pelaku usaha. Bahkan, bank-bank yang ditunjuk untuk melaksanakan transaksi mata uang atau appointed cross currency dealer (ACCD) juga diharapkan aktif menyosialisasikan ini. 

Selanjutnya: Rayu pelaku usaha gunakan fasilitas LCS jadi tantangan, ini yang dilakukan BI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×