Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Bank Mandiri melihat kondisi perekonomian Indonesia di tahun depan akan lebih rendah dibanding tahun ini. Dampak kebijakan pengetatan yang dilakukan Bank Indonesia (BI) akan terasa di 2014.
Bahkan, Mandiri memperkirakan otoritas moneter BI akan kembali menaikkan suku bunga di tahun depan sebesar 50 bps menjadi 8%. Kenaikan ini dilakukan sebagai bentuk respons BI atas rencana Bank
Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed yang akan mulai mengurangi stimulusnya US$ 10 miliar menjadi US$ 75 miliar pada Januari 2014.
"Kami melihatnya di kuartal pertama 2014 BI rate akan naik," ujar Kepala Ekonom Mandiri Destry Damayanti dalam Prospek Ekonomi 2014 di Jakarta, Jumat (20/12).
Sehingga, bank milik negara ini memproyeksikan tahun depan pertumbuhan Indonesia hanya berada di 5,6%. Sementara di tahun ini pertumbuhan akan ditutup dengan level 5,7%.
Destry menjelaskan, di sisi lain current account deficit atawa defisit transaksi berjalan di tahun depan akan berada di kisaran 2,7%. Ini dengan asumsi kebijakan fiskal dan sektor real dapat diimplementasikan
secara efektif.
Adapun, paket kebijakan tahap kedua pemerintah yang berisikan tentang kenaikan tarif pajak penghasilan (PPh) 22 menjadi 7,5% serta pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) bagi perusahaan yang ingin mendapatkan fasilitas kemudahan impor untuk tujuan ekspor (KITE) akan mulai efektif berlaku tahun depan. Ini sebagai langkah pemerintah untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan ke level yang lebih sehat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News