Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menyiapkan sejumlah insentif untuk produksi mandatori etanol 10 (E10) yang akan dimulai pada tahun 2027.
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengatakan insentif yang akan diberikan menyangkut kemudahan perizinan termasuk didalamnya adalah impor barang modal untuk pabrik.
"Itu kan aturannya sudah ada termasuk kemungkinan dipertimbangkan untuk bisa juga semacam tax holiday yang bisa juga kita bisa memberikan," kata Bahlil di Istana Kepresidenan, Kamis (23/10/2025).
Bahlil mengatakan mandatori E10 ini untuk mengurangi ketergantungan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin.
Namun begitu, Bahlil menyebut mandatori ini akan dilakukan secara bertahap bergantung kepada kesiapan industri dalam negeri.
Baca Juga: Prabowo Setuju BBM Campuran Etanol 10%, Apakah Semua Mobil Aman Minum E10?
"Kita bikin bertahap mudah-mudahan pabrik etanol kita (tahun 2027) sudah lebih dari 2 juta, itu langsung kita full kan," ujar Bahlil.
Pemerintah bakal berbicara dengan beberapa industri teby, singkong dan jagung untuk menindaklanjuti arahan ini.
Sementara itu, Komisi XII DPR RI, Dewi Yustisiana mendukung upaya pemerintah untuk menerapkan mandatori atau kewajiban campuran bioetanol 10% (E10) untuk BBM jenis bensin (gasoline) pada 2027.
Dewi menyebut petani akan menjadi aktor utama dalam rantai pasok etanol karena pemanfaatan komoditas seperti tebu, jagung, dan singkong yang dapat meningkatkan pendapatan daerah sentra pertanian.
Baca Juga: Pemerintah Akan Perketat Impor Etanol
"Kalau ekosistemnya terbangun, program ini akan menggerakkan ekonomi pedesaan dan memperkuat ketahanan pangan-energi kita sekaligus,” kata dia di Jakarta, Jumat (24/10/2025).
Selain itu, sejumlah provinsi memiliki potensi besar sebagai basis produksi etanol nasional. Jawa Timur, Lampung, Jawa Tengah, dan Sumatra Selatan menjadi sentra utama tebu, sementara Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Sulawesi Tenggara mulai berkembang sebagai pusat produksi baru di kawasan timur.
Di sisi lain, Sumatra Utara, Riau, Kalimantan Barat, serta Papua memiliki peluang kuat untuk pengembangan jagung dan singkong sebagai bahan baku energi terbarukan di masa mendatang.
Baca Juga: Pemerintah akan Wajibkan Campuran Etanol di BBM, Simak Dampaknya untuk Kendaraan
Selanjutnya: IHSG Turun Tipis Hari Ini (24/10), Investor Asing Net Buy Rp 1,15 Triliun
Menarik Dibaca: 10 Film Horor Neraka yang Bikin Merinding, Wajib Tonton Siksa Neraka
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













