kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Malaysia: Kami butuh sokongan Indonesia dari TKI


Rabu, 08 April 2015 / 19:20 WIB
Malaysia: Kami butuh sokongan Indonesia dari TKI
ILUSTRASI. Perpanjang SIM Tanpa Ribet Di SIM Keliling Jakarta Hari Ini (27/10)


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemerintah Malaysia mengakui pentingnya tenaga kerja Indonesia bagi pembangunan mereka. Malaysia berjanji akan mengurangi prosedur yang dianggap menyulitkan bagi TKI.

"Dari sudut Malaysia, kita memang telah melanjutkan jalinan antara kementerian yang berkenaan. Sudah ada perbincangan karena kami masih memerlukan sokongan Indonesia dari segi tenaga kerja, termasuk pembantu rumah tangga dan sebagainya," kata Deputi Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin di Istana Wakil Presiden Jakarta, Rabu (7/4) seusai bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Menurut dia, sudah terjalin kesepakatan antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Malaysia Najib bin Abdul Razak terkait pengiriman TKI ke Malaysia. Kedua negara sepakat membuat one stop center untuk mengurusi keperluan TKI. Untuk mempercepat implementasi kerja sama tersebut, Muhyiddin membahasnya kembali dengan Kalla.

"Terima kasih kepada Indonesia karena membantu kami. Kalau tidak ada tenaga itu, mungkin proses pembangunan Malaysia akan terhambat," sambung Muhyiddin.

Ia juga menyampaikan ketertarikan Malaysia untuk berinvestasi dalam proyek infrastruktur Indonesia. Di samping itu, kedua negara sepakat untuk menindaklanjuti kesepakatan antara kedua negara terkait perdagangan.

"Diperlukan kerja sama swasta, private sector, jadi yang penting kita pastikan supaya putusan-putusan itu dapat diterjemahkan dalam bentuk proyek-proyek dalam tempo masa tidak terlalu lama," tutur Muhyiddin.

Kerja sama lainnya yang disepakati Indonesia Malaysia terkait dengan bidang pendidikan. Mengenai hal ini, Muhyiddin mengaku sudah berbicara langsung dengan Menteri Pendidikan Dasar, Menengah, dan Kebudayaan Anies Baswedan serta Menteri Pendidikan Tinggi dan Riset M Nasir.

"Kita supaya satu programnya kerja sama di tingkat universitas, research, bidang pembangunan pendidikan yang lain, termasuk pertukaran pelajar supaya generasi muda dapat memahami budaya, latar belakang sejarah Indonesia dan Malaysia," ucap Muhyiddin. (Icha Rastika)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×