Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8% pada tahun 2028-2029.
Ini bisa tercapai apabila Indonesia memaksimalkan program-program pemerintah dengan sebagaimana mestinya.
"Saya berharap memang dengan program-program pemerintah sekarang, kita 2028-2029 mestinya bisa tumbuh di 8%," terang Luhut di agenda peluncuran Sahabat-AI di Museum Nasional, Senin (2/6).
Salah satu faktor yang bisa dimaksimalkan ialah digitalisasi/transformasi teknologi dan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kedua program ini dinilai bisa membangun banyak simpul ekonomi baru yang bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Ada digitalisasi juga salah satu faktor. Dan juga kalau kita lihat sebenarnya makan bergizi menurut saya juga menjadi faktor, karena itu akan membangun simpul-simpul ekonomi baru," tambah Luhut.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2025 Diprediksi Capai 5%, Ini Faktor Pendorongnya
Untuk program MBG, ia mencontohkan, jika dana yang dikucurkan sebesar Rp 171 triliun itu digunakan dengan maksimal, maka bisa memunculkan simpul ekonomi baru.
"Sekarang dengan makan bergizi ini, saya kira dengan tadi pembangunan dapur-dapur ini akan ada nanti harapan kita dalam pertanian buah, sayur, ayam, dan seterusnya," tambahnya.
Program ini dinilai akan membuat satu ekosistem perekonomian yang membangun, dana bisa mengalir turun ke bawah.
Baca Juga: Luhut Soroti Impor Bawang Putih US$ 177 Juta: Dulu Kita Pernah Swasembada
Ada pun, digitalisasi atau transformasi teknologi peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurut Luhut studi dari ADB di tahun 2020 berjudul Innovate Indonesia Unlocking Growth Through Technological Transformation, adopsi teknologi diestimasi menambah nilai ekonomi Indonesia sebesar US$ 2,8 triliun pada 2040. Nilai ini bahkan menambah rata-rata 0,55% per tahun pada Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 2040.
"Saya tahu apa sebenarnya kelebihan yang bisa kita monetize untuk bisa tadi mencapai 8%. Dan menurut saya bukan angka yang terlalu sulit kalau kita kompak, jadi kuncinya kita kompak, jangan buru-buru terus mencerca kiri-kanan," bebernya.
Lebih lanjut, ia kemudian memaparkan 5 pilar pendukung yang bisa berperan mendorong tranformasi teknologi di Indonesia. Diantaranya infrastruktur dan lembaga inovasi yang maju, pemahaman nilai bisnis teknologi baru, alih teknologi dan dukungan teknis, solusi teknologi berbiaya rendah dan tenaga kerja yang melek teknologi.
Selanjutnya: Laju IHSG Menyetir Data Ekonomi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News