kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.564.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 16.324   -54,00   -0,33%
  • IDX 7.066   109,80   1,58%
  • KOMPAS100 1.051   21,43   2,08%
  • LQ45 824   22,58   2,82%
  • ISSI 213   1,67   0,79%
  • IDX30 424   12,30   2,99%
  • IDXHIDIV20 506   15,38   3,14%
  • IDX80 120   2,58   2,19%
  • IDXV30 124   1,99   1,63%
  • IDXQ30 140   3,93   2,90%

Luhut: Penerapan Simbara Mampu Tingkatkan Penerimaan Negara hingga 40%


Rabu, 15 Januari 2025 / 10:43 WIB
Luhut: Penerapan Simbara Mampu Tingkatkan Penerimaan Negara hingga 40%
ILUSTRASI. Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) mengungkapkan penerapan Sistem Informasi Mineral dan Batubara (Simbara) meningkatkan penerimaan negara. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/nym.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa penerapan Sistem Informasi Mineral dan Batubara (Simbara) telah meningkatkan penerimaan negara signifikan.

Luhut menyebut, sistem tersebut memungkinkan pemerintah untuk memantau secara transparan dan terintegrasi seluruh aktivitas sektor mineral dan batubara termasuk jumlah produksi, kualitas, ekspor, hingga kepatuhan terhadap pembayaran royalti dan pajak.

"Simbara sekarang semua mineral kita masukkan di sana. Kita tahu jumlahnya berapa, produksinya berapa, kalorinya berapa, dia mau ekspor berapa, sudah bayar royalti belum? Sudah bayar pajak belum? Ada utang di pemerintah belum? ketika itu terjadi, otomatis blocking," kata Luhut dalam acara Seminar Menavigasi Ekonomi Global, Strategi untuk 2025, Rabu (15/1).

Baca Juga: Konsumsi Nikel pada 2025 Diproyeksi Meningkat di Tengah Potensi Pemangkasan Produksi

Ia menambahkan, implementasi Simbara berhasil meningkatkan penerimaan negara sebesar 30% hingga 40%.

"Itu sekarang sudah jalan dan itu menaikkan penerimaan negara 30% hingga 40%," katanya.

Diberitakan KONTAN sebelumnya, DEN menyatakan bahwa pemerintah sedang merencanakan pengembangan sistem digital untuk memantau pergerakan komoditas kelapa sawit dari hulu.

Anggota DEN, M.Firman Hidayat mengatakan, sistem canggih ini akan serupa dengan sistem yang sudah ada yakni Simbara.

Nantinya, sistem ini akan mencakup pemantauan konsumsi domestik maupun ekspor, dengan tujuan utama meningkatkan efisiensi dan penerimaan negara, baik pajak maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

"Kita juga akan membangun sistem yang sama (Simbara) untuk kelapa sawit," kata Firman.

Baca Juga: Didukung Prospek Harga Timah dan Regulasi Industri, Saham Timah (TINS) Layak Dipantau

Menurutnya, dengan sistem digital ini maka pemerintah dapat memonitor pergerakan komoditas secara transparan, mencegah kebocoran, serta mengoptimalkan penerimaan negara.

Firman menambahkan, keberhasilan digitalisasi di sektor batubara telah memberikan banyak pelajaran. 

Sejak diluncurkan tahun 2022, Simbara hanya mencakup komoditas batubara. Namun ke depannya pemerintah akan memperluas penggunaan Simbara terhadap dua komoditas lainnya, yakni nikel dan timah.

Selanjutnya: Di Program Tiga Juta Rumah, BNI Targetkan Penyaluran KPR FLPP untuk 10.750 RUmah

Menarik Dibaca: Kulit Berjerawat? Eva Mulia Clinic Punya Solusinya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×