kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

LSI: Nazaruddin gagal bongkar kasus, ada tiga dampak besar yang terjadi


Kamis, 11 Agustus 2011 / 21:30 WIB
LSI: Nazaruddin gagal bongkar kasus, ada tiga dampak besar yang terjadi
ILUSTRASI. 10 Kemampuan ini bakal banyak dibutuhkan di dunia kerja 2025, yuk cari tahu apa saja.


Reporter: Dwi Nur Oktaviani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanudin Muhtadi, menyatakan, ada tiga pengaruh besar jika seandainya tersangka kasus suap Wisma Atlet SEA Games Muhammad Nazaruddin gagal membongkar kasusnya.

Pertama, pengaruh terhadap Partai Demokrat yang selalu dituding ikut menerima aliran dana haram itu. Jika kasus itu tidak bisa dituntaskan, maka citra Demokrat akan semakin buruk di mata masyarakat.

“Setelah dia (Nazaruddin) lari, yang paling hancur adalah partai Demokrat dan elitenya, termasuk Anas, Andi, bahkan Ibas juga ikut disebut-sebut,” ujar Burhanudin ketika diskusi dengan tema Nazaruddin Mudik: Membongkar atau Mengubur Kasus, Kamis (11/8).

Kedua, kasus Nazar juga berpengaruh pada citra Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), lantaran pimpinan lembaga adhoc ini juga dituding Nazaruddin berkecimpung dalam kasus Wisma Atlet. “KPK punya pertarungan besar juga dalam kasus ini. Termasuk, menyelesaikan nama lain dari berbagai partai yang mungkin tersangkut kasus Nazar,” jelasnya.

Terakhir, Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga akan jelek. Baginya, kasus Nazaruddin telah menyandera pemerintahan SBY dalam pemberantasan korupsi.

Dia berharap, dengan pulangnya Nazaruddin ke tanah air bisa memunculkan kambing hitam kasus Wisma Atlet. Pasalnya, terlalu sering masyarakat diberikan tontonan sandiwara yang anti klimaks, seperti kasus Susno Duadji dan Gayus Tambunan yang tidak kunjung tuntas.




Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×