Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. LPEM FEB UI mengimbau Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan pada level 6,00% dalam pertemuan Dewan Gubernur BI November 2023.
Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengungkapkan, ini seiring dengan berbagai faktor yang terjadi baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Di dalam negeri, inflasi umum pada Oktober 2023 tercatat 2,56% yoy, atau masih berada dalam kisaran sasaran BI yang sebesar 2% yoy hingga 4% yoy.
“Terganggunya produksi beras akibat El Niño menyebabkan tekanan inflasi, tetapi inflasi umum tetap dalam kisaran target BI,” kata Riefky kepada Kontan.co.id, Kamis (23/11).
Kemudian, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2023 tidak menyentuh 5% yoy, atau berada di ksiaran 4,94% yoy.
Menurut Riefky, ini menjadi faktor pendukung lain bagi BI untuk tidak mengerek suku bunga acuan lagi pada bulan ini.
Selain itu, neraca perdagangan pada bulan Oktober 2023 masih mencatatkan surplus sekitar US$ 3,48 miliar, turut medukung ketahanan eksternal.
Nilai tukar rupiah pun menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah BI mengambil langkah untuk menaikkan suku bunga acuan pada bulan lalu dan The Fed mempertahankan suku bunga.
Dari luar, bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) kemungkinan mempertahankan tingkat suku bunga kebijakan pada Pertemuan FOMC Desember 2023.
“Dengan demikian, kombinasi faktor-faktor tersebut mengarahkan agar BI mempertahankan suku bunga acuan pada bulan ini,” tandas Riefky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News