Reporter: Agus Triyono |
JAKARTA. Lonjakan volume ekspor China ke beberapa negara di kawasan Uni Eropa, Amerika, Kanada dan Korea Selatan pada Desember 2012 diperkirakan belum akan berpengaruh banyak terhadap Indonesia. Sebab, kenaikan itu terjadi sekitar momen Natal dan Tahun Baru sehingga belum bisa dipastikan apakah akan terus berlangsung.
"Butuh waktu tiga bulan untuk memastikan perkiraan saya tersebut, kalau ternyata trennya di Januari dan Februari ini tetap bagus, kemungkinan besar bulan-bulan berikutnya akan bagus," kata Amalia Adininggar Widyasanti, Direktur Direktur Perdagangan, Investasi dan Kerjasama Ekonomi Internasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) kepada KONTAN di kantornya Rabu (23/1).
Volume ekspor China Desember 2012 melonjak 14,1%. Lonjakan tersebut merupakan yang terbesar sejak Mei 2012 kemarin.
Bea Cukai China mencatat bahwa tren kenaikan volume ekspor salah satunya dipicu oleh kenaikan ekspor ke Uni Eropa sampai dengan 2,3%. Penyebab lainnya adalah penambahan volume ekspor ke Amerika, Kanada, Korea Selatan dan India.
Ekonom Indef Enny Sri Hartati mengatakan, walaupun ekspor China akan mempengaruhi ekspor Indonesia, pengaruh yang diberikan hanya akan terjadi pada ekspor barang mentah saja. Sementara itu, pengaruhnya untuk komoditas ekspor berbentuk barang produksi final justru akan negatif.
"Daya saing produk jadi mereka lebih tinggi dari kita," kata Enny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News