Sumber: TribunNews.com | Editor: Uji Agung Santosa
MEDAN. Warga Sumatera Utara (Sumut) yang ingin menyaksikan aksi-aksi bintang dunia di Piala Dunia 2014 bakal terganggu oleh pemadaman listrik bergilir yang terus terjadi. Meski, Unit 2 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuhanangin, Tapanuli Tengah, diharapkan dapat beroperasi penuh Minggu (14/6/2014) hari ini, namun PLN tak menjamin tidak ada lagi byarpet.
Manajer PLN Sektor PLTU Labuhanangin Oak Habibullah saat dihubungi Tribun Medan mengatakan, pembangkit unit 1 telah beroperasi sejak Kamis lalu. "Unit 2 masih diperbaiki. Persoalannya boiler bocor jadi malam ini akan dites lagi. Kami berharap Minggu sudah selesai perbaikan. Teman-teman saat ini sedang bekerja," ujarnya saat dihubungi, Sabtu (14/6).
Menurut Habibullah, dua pembangkit ini mampu menghasilkan listrik masing-masing sebanyak 70 Mega Watt (MW). "Tapi sebagian listrik dipakai untuk keperluan produksi. Jadi nettonya sekitar 120 MW," ujarnya. Pembangkit di Labuhanangin banyak dikeluhkan karena menggunakan suku cadang berkualitas rendah.
Manajemen bahkan menyebut pembangkit tersebut lebih sering "tidur" dibanding bekerja. PLTU, yang selama ini sering tidak aktif, diperkirakan beroperasi penuh pekan ini. Namun, dalam waktu dekat ternyata dua unit pembangkitnya perlu melakukan overhaul alias perawatan menyeluruh. "Overhaul rencananya bulan Agustus. Biasanya untuk overhaul satu unit dibutuhkan waktu 1,5 bulan. Tapi, rencana itu bias saja berubah," kata Habibullah.
Dia menambahkan, secara bertahap pihaknya akan mengganti peralatan pendukung dengan suku cadang yang lebih mudah didapat di pasaran. "Untuk peralatan utama seperti turbin dan generator tetap menggunakan buatan China, seperti yang sekarang ini," katanya. Sebelumnya, Habibullah mengatakan, mesin unit 1 Labuhanangin sempat mangkrak selama tiga hari akibat kebocoran di boiler. "Sudah mulai produksi Rabu kemarin. Pada hari sebelumnya sudah melakukan pemanasan," ujarnya.
Ia berharap, dengan mulai berpoduksinya unit 1 akan memberi konstribusi yang signifikan untuk mengurangi defisit listrik sebesar 200 MW. Namun Habibullah mengaku, tidak mengetahui kerapnya pemadaman listrik di Kota Medan beberapa hari terakhir.
"Di Medan apakah masih sering mati lampu?" katanya. Menurutnya mesin unit 1 belum mampu menghasilkan sentrum secara optimal. Unit 1 menurutnya sementara hanya mampu menyemburkan daya sebesar 60 MW. "Sebenarnya bisa lebih besar, namun sementara kita coba secara perlahan," katanya.
Habibullah berharap masyarakat tidak hanya menyalahkan mesin pembangkit Labuhanangin sebagai biang keladi kerapnya pemadaman listrik di Kota Medan. Menurutnya, pemadaman dilakukan karena defisit listrik dan rusak atau ada perbaikan di pembangkit lain. "Saya berharap Labuhanangin tidak selalu menjadi kambing hitam pemadaman," ujarnya.
General Pembangkitan Sumatera Utara Bernadus Sudarmanta mengatakan, masuknya unit 1 mesin pembangkit Labuhanangin ke dalam sistem tidak serta merta menghilangkan pemadaman bergilir di Sumatera Utara. "Ya, tidak serta merta menghilangkan pemadaman di Sumut," ujarnya Kamis lalu.
Walaupun arus listrik dari Labuhanangin tidak bisa menutupi defisit setrum di Sumut, namun bisa meminimalisir pemadaman di Kota Medan. Pasalnya, hingga saat ini PLN belum memiliki jumlah mesin pembangkitan yang memadai sebagai cadangan arus listrik.
"Hari ini sudah mulai berkurang pemadaman. Ya, lumayanlah," katanya. Pemadaman yang kerap terjadi beberapa hari belakangan ini, menurutnya, disebabkan oleh rusaknya kedua mesin pembangkit di sektor Labuhanangin serta adanya perbaikan dua pembangkit di Sektor Belawan.(ton/wes)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News